Pasar Kangen Jogja 2019 Angkat Tema Ketahanan Pangan dan Kemandirian

659
Dari tahun ke tahun yang datang tidak hanya dari Jogja. Foto: Kinanthi
Dari tahun ke tahun yang datang tidak hanya dari Jogja. Foto: Kinanthi

KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Hadir kembali event yang senantiasa ramai pengunjung, Pasar Kangen Jogja 2019 yang digelar di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), mulai 12-20 Juli 2019.

Dalam pembukaannya, Jumat (12/7/2019), Drs. Diyah Tutuko Suryandaru, Kepala TBY menyampaikan jumlah stan Pasar Kangen sebanyak 215, dari 1.500 pedagang yang mendaftar.

Penetapan 215 stan terlebih dahulu melalui proses kurasi yang dilakukan oleh beberapa kurator, salah satunya Mas Ong, yang ikut menggagas penyelanggaraan Pasar Kangen tahun ini.

215 stan yang mengisi terdiri dari stan minuman 32 stan, makanan ringan 40 stan, makanan berat 45 stan, kerajinan dan jasa 98 stan, serta 82 stan permainan anak-anak.

Pembukaan Pasar Kangen Jogja 2019. Foto: Kinanthi
Pembukaan Pasar Kangen Jogja 2019. Foto: Kinanthi

Baca juga: Jogja di Mata Mahasiswa Asal Belarusia

Selain itu, Pasar Kangen yang ke-12 ini diramaikan juga oleh 32 kelompok seni dari Kabupaten/kota, antara lain ketoprak, tayub, reog, karawitan, dagelan mataram, rampak gendang, jathilan,  wayang kulit, dan sebagainya.

Angkat Ketahanan Pangan dan Kemandirian

Aris Eko Nugroho, SP, M.Si,  Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta mengatakan Pasar Kangen tahun ini menjadi bagian untuk menyempurnakan Pasar Kangen tahun-tahun sebelumnya.

Aris menjelaskan, Pasar Kangen 2019 mengangkat tema Ketahanan Pangan dan Kemandirian.

“Kami ingin pangan menjadi sesuatu yang tidak hanya dipelihara, tetapi juga dimanfaatkan,” jelas Aris.

Baca juga: Rampoe UGM Jadi Tamu Kehormatan di Daegu Colorful Festival, Korea

Sebab, pangan juga merupakan warisan budaya. Aris mencontohkan wedang uwuh.

Minuman ini merupakan salah satu warisan budaya tak benda yang sebaiknya dipelihara dan dimanfaatkan.

“Warisan yang memiliki potensi ini jangan sampai hilang. Melalui acara semacam Pasar Kangen, harapannya kami bisa memberikan sesuatu yang berbeda untuk masyarakat,” ungkapnya.

Upaya ini berangkat dari keprihatinan Aris yang melihat anak muda zaman sekarang kurang mengenal Kota Yogyakarta.

Melalui acara semacam Pasar Kangen, harapannya kami bisa memberikan sesuatu yang berbeda untuk masyarakat. Foto: Kinanthi
Melalui acara semacam Pasar Kangen, harapannya kami bisa memberikan sesuatu yang berbeda untuk masyarakat. Foto: Kinanthi

Baca juga: Peragakan Motif Organik, Mia Raih Juara Festival Batik Dies Natalis ke-69 UGM

Di samping itu, menurut Aris, meskipun kondisi TBY saat ini sedang tidak ideal, karena dalam proses renovasi, pihaknya berharap Pasar Kangen tahun ini tetap bisa lebih baik.

“Semoga TBY bisa jadi sarana berkesenian termegah di Indonesia. Bisa sempurna dan masyarakat bisa mendapat sesuatu yang beda. Tujuan ke depannya juga akan berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tutur Aris.

Salah satu pedagang kopi Gayo dan tembakau khas Gayo, Gepeng menyampaikan kesannya setelah dua kali hadir di Pasar Kangen.

“Dari tahun ke tahun yang datang tidak hanya dari Jogja. Aneka makanan dan pernak-pernik yang dijual berasal dari zaman dulu. Apapun itu yang bikin kangen. Semoga semua pedagang di sini laris,” ujar Gepeng.

Acara pembukaan kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan oleh Marwoto dan Wisben yang bicara soal penyelenggaraan Pasar Kangen dari tahun ke tahun.

Untuk mengisi sesi penghujung acara, tampil beberapa anak dengan atraksi seni tari dari Gunungkidul. (Kinanthi)

Baca juga: Bakso, Martabak dan Sate Laris Manis di Festival Indonesia di Moskow