Seluk Beluk Jurusan PSdK UGM

5725

Baca juga: Mensetneg Harapkan FISIPOL UGM Miliki Wadek Bidang Disrupsi

Tugasnya yaitu mendampingi perusahaan dalam program-program CSR.

“Ketika kami mengirim, PSdK juga berkewajiban secara moral untuk mendampingi CDO (Community Development Officer_red),” tandas Djuni.

Djuni menambahkan, beberapa tahun terakhir ada juga permintaan magang untuk mahasiswa dari perusahaan, salah satunya PT Semen Indonesia.

Selalu Memfasilitasi Mahasiswa

“Dengan adanya magang ini, kami jadi punya target. Mahasiswa yang ingin magang harus ujian terlebih dahulu,” jelas dosen yang sudah mengabdi di UGM selama 30 tahun itu.

Telah menjadi tanggung jawab Departemen untuk mencari tempat-tempat magang bagi lulusan PSdK.

Perusahaan mensyaratkan mahasiswa harus terlebih dahulu lulus teori dan menyelesaikan KKN, kemudian baru bisa mengikuti program social mapping, penelitian IKM, dan lain sebagainya.

Hal ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan diri menjadi CDO bagi mereka yang berminat.

Baca juga: Perbedaan Program Reguler dan Internasional di UGM

“Dengan adanya perkembangan ini, rating PSdK mulai naik di FISIPOL. Berdasarkan peminatan, tadinya kami ada di peringkat 5. Tetapi saat ini mulai naik di peringkat 3 atau 4,” ujar Djuni.

Di antara jumlah peminat yang mencapai 5.000 orang, PSdK mengambil 75 calon mahasiswa dari semua jalur.

Djuni menerangkan, anak-anak dari pegawai di FISIPOL juga berminat masuk Jurusan PSdK.

Ada pun kompetensi yang dibutuhkan bagi mahasiswa PSdK, menurut Djuni setidaknya mereka senang bekerja dengan masyarakat, suka bergaul, dan bisa berosialisasi, serta peduli terhadap orang lain.

Ini menjadi modal penting yang harus dimiliki mahasiswa PSdK untuk membangun masyarakat.

Baca juga: Launching Soprema UGM 2019: Latih Sensitifitas Pemuda Terhadap Problem Sosial Ekonomi

Dibalik semua kemudahan yang diberikan, mahasiswa PSdK juga menghadapi tantangan lain.

Diungkapkan oleh Djuni, mahasiswa saat ini sulit mengalahkan diri mereka sendiri, termasuk kemalasan saat menulis skripsi dan pada saat yang sama dituntut untuk lulus tepat waktu.

Selain itu, mahasiswa juga seringkali terlena dengan berbagai kegiatan yang ditawarkan PSdK, di satu sisi memberi mereka bekal, di sisi lain mendorong mereka untuk menunda lulus.

Begitu juga ketika masa-masa setelah KKN, mahasiswa cenderung lama tidak menemui dosen pembimbingnya.

“Harapannya, meskipun ada berbagai kegiatan yang bermanfaat, mahasiswa tidak lupa menyelesaikan skripsi. Apalagi, dosen zaman sekarang selalu berusaha memfasilitasi mahasiswa,” ujar Djuni. (Kinanthi)

Baca juga: Menghidupkan Cita-Cita Ala Prof. Agus Pramusinto