KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Banyak orang berkomentar tentang Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D, yang semasa kuliahnya hobi mendaki gunung, tetapi di masa tuanya bisa menjadi profesor.
Perjalanan hidupnya sejak kecil hingga menempuh pendidikan tinggi terbilang unik dan mengesankan bagi pria asal Surabaya itu.
Bisa dikatakan, Irfan adalah orang yang tidak sepenuhnya beruntung, tetapi juga tak terlalu prihatin.
Orang tuanya bekerja sebagai guru SD yang harus menghidupi keenam anaknya.
Irfan adalah putra ke duanya. Sementara itu, kedua orang tuanya juga punya kewajiban mengurus adik-adiknya, sehingga orang tua Irfan kala itu harus bekerja keras.
Baca juga:
Ubah Mindset KKN dengan Pemikiran dan Suasana Gembira
Menteri Susi: Mahasiswa KKN Jangan Cuma Liburan dan Berburu Foto
Sering Berkelahi Semasa Sekolah
Dikisahkan oleh Irfan, saat dirinya masih duduk di bangku SD beberapa kali ia berkelahi dengan temannya di sekolah.
Namun, pengalaman inilah yang membentuk jiwa Irfan, salah satunya nilai-nilai tentang fairness.
Memasuki bangku SMP, Irfan masuk ke sekolah dengan mayoritas siswanya yang beretnis China.
Lagi-lagi Irfan juga berkelahi di sana.
Tetapi, kali ini banyak teman-teman di sekolah yang membelanya.
Dari pengalaman ini, ia belajar bahwa jika tulus berteman tak akan memandang perbedaan.
Lulus dari bangku SMP, Irfan kemudian melanjutkan sekolah di SMA negeri.
Kali ini Irfan sudah mulai terbawa kompetisi dan bersikap gentle, sehingga sudah jarang berkelahi.
Namun, ia tak akan tinggal diam, jika ada seseorang yang tak berperilaku baik dan merugikan orang lain.