Sumarah Widi S. Martodiharjo ‘Kembali’ ke Jogja

1038
Pameran Sumarah ini berlangsung selama 9 hari, yang dimulai pada hari Rabu, 12 Juni 2019 hingga Kamis, 20 Juni 2019. Foto: Sirajuddin
Pameran Sumarah ini berlangsung selama 9 hari, yang dimulai pada hari Rabu, 12 Juni 2019 hingga Kamis, 20 Juni 2019. Foto: Sirajuddin

KAGAMA.CO, BULAKASUMUR – Widi S. Martodiharjo, seniman yang lama di Jakarta dan di Bali berkesempatan memamerkan hasil karyanya dalam perjalanan menuju pulang, bertajuk “Sumarah” di Bentara Budaya Yogyakarta.

Pameran tunggal ini merupakan janji Widi untuk Jogja dalam sebuah pameran berupa perjalanan hidupnya selama ini.

“Aku merasa pulang kampung, saat rencana pameran ini disetujui oleh Bentara,” kata Widi kepada Kagama, di sela-sela pameran.

Sekembalinya Widi dari Eropa pada 2018, dengan gairah yang luar biasa ia menyelenggarakan pameran ini.

“Pameran yang bertajuk “Sumarah” ingin menunjukkan tanda kepulangan Widi ke Jogja,” terang Nonce Yulia selaku manajer Widi.

Widi S Martodiharjo. Foto: Sirajuddin
Widi S Martodiharjo. Foto: Sirajuddin

Bolpoin dan Kertas Bekas

Pameran Sumarah merupakan pameran Widi yang mayoritas dihasilkan dengan goresan bolpoin di atas kertas bekas.

“Karya-karya hasil goresan dari bolpoin ini adalah hasil eksplorasinya dengan bolpoin dan cat minyak di atas kertas,” jelas Mikke Susanto selaku kurator dalam pameran Widi.

Alat tulis bolpoin diambil sebagai alat gambar yang dominan oleh Widi.

Pemilihan bolpoin dan kertas ia artikan sebagai teman perjalanan hidupnya.

“Sekitar 20 tahun lalu ia bekerja sebagai ilustrator yang sering menggunakan bolpoin sebagai alat kerja,” tambah Mikke.