Kurangi Trauma Penyintas Kekerasan Seksual dengan Terapi Ini

478
Setelah terapi dilakukan, tingkat depresi yang dialami para penyintas terbukti menurun. Foto: covesia.com
Setelah terapi dilakukan, tingkat depresi yang dialami para penyintas terbukti menurun. Foto: covesia.com

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Kekerasan seksual di masa anak merupakan suatu pengalaman traumatis yang berdampak negatif pada fisik, psikologis dan sosial, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Salah satu dampak psikologis yang dialami adalah munculnya gejala depresi pada penyintas kekerasan seksual. 

Dalam penelitian yang dilakukan Ratna Jessyka Malau, S2 Psikologi Provesi UGM, menjelaskan mengenai potensi Empathic Love Therapy (ELT) yang diperuntukkan bagi penyintas kekerasan seksual.

ELT dikembangkan dari pendekatan psikologi transpersonal yang berfokus pada pengenalan, penerimaan, integrasi dan sintesa pada seluruh aspek diri secara utuh (psikosintesis). 

Selanjutnya untuk mengetahui efektivitas dari terapi tersebut, Ratna melakukan sejumlah penelitian dengan beberapa orang sebagai sampel. 

“Empat orang perempuan berusia 21-25 tahun yang mengalami depresi berdasarkan Beck Depression Inventory-II (BDI-II) berpartisipasi dalam delapan sesi terapi. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skor BDI-II sebelum dan sesudah perlakuan,” tulis Ratna.

Menurut Ratna, setelah terapi dilakukan, tingkat depresi yang dialami para penyintas terbukti menurun.

“Tingkat atau skor BDI-II yang sebelumnya berada pada angka 16 terbukti turun menjadi 3,75 setelah dilakukan terapi,” tulisnya dalam tesis yang berjudul Empathic Love Therapy untuk Menurunkan Depresi Pada Perempuan yang Mengalami Kekerasan Seksual di Masa Anak-anak tahun 2017.

Penelitian tersebut membuktikan bahwa Empathic Love Therapy efektif dalam menurunkan depresi pada perempuan yang mengalami kekerasan seksual di masa anak. (Thovan)