Pesantren Riset, Proses Perjalanan Amal Jariah

560
Santri yang mengikuti pesantren memiliki latar belakang yang berbeda dan agama yang berbeda. Foto: Sirajuddin
Santri yang mengikuti pesantren memiliki latar belakang yang berbeda dan agama yang berbeda. Foto: Sirajuddin

KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Bulan suci Ramadan biasanya tidak terlepas dari agenda Pesantren Kilat.

Pesantren Kilat di sekolah biasanya berlangsung 2 hari di akhir pekan dengan agenda memperdalam ilmu agama.

Hal ini juga terdapat di daerah Kampung Kembang Sentika, Tirtomartani, Kalasan, Yogyakarta.

Tetapi namanya bukan Pesantren Kilat, melainkan Pesantren Riset.

Pesantren Riset ini merupakan hasil buah karya dari guru besar UGM, Prof. Dr. Muhammad Baiquni, MA. yang merasa perlu diadakannya Pesantren Riset guna menciptakan berbagai tulisan ilmiah.

“Kegiatan ini resmi dimulai pada tanggal 17 Agustus 2011 hari ke 17 ramadaan ketika pukul 17.17 menit. Ada tulisan pengesahan untuk momentum memulai pesantren riset ini,” terang Baiquni kepada KAGAMA, belum lama ini.

Waktu pelaksanaan Pesantren Riset ini selama 17 hari di setiap hari Sabtu dan Minggu.

Semua santri yang sudah berhasil menyelesaikan tugas akhirnya akan mendapatkan Bravo. Foto: Sirajuddin
Semua santri yang sudah berhasil menyelesaikan tugas akhirnya akan mendapatkan Bravo. Foto: Sirajuddin

Pesantren dimulai beberapa minggu sebelum ramadan dan berakhir menjelang penutupan bulan Ramadan.

Awal ide dibentuknya pesantren ini, kata Baiquni, yaitu adanya kebutuhan penelitian mahasiswa tingkat akhir untuk mendapatkan bimbingan intensif dan suasana yang mendukung.

“Oleh karena itu, pada bulan yang penuh suci di bulan Ramadan ini dibuatlah pesantren selama 17 hari,” tambahnya.

Baiquni mengaku, sebenarnya ini merupakan gambaran proses perjalanannya di masa muda sekaligus menjadi momentum dalam memanfaatkan waktu ibadah.

Dulu di tahun 1974, ia mengikuti beberapa pesantren kilat, seperti di Gontor, SMA Jamsaren Surakarta, dan Al Muayat.

Dari pengalaman semasa muda inilah hubungan historis akan perjalanan mencari ilmu ketika di bulan Ramadan ia dedikasikan dalam Pesantren Riset ini.

“Ini merupakan amal jariah dari berbagai guru saya dan ini saya teruskan,” tambahnya.

Mahasiswa atau santri yang mengikuti kebanyakan merupakan mahasiswa bimbingan Baiquni, atau mereka yang sengaja meminta saran terhadap tulisan tesis atau disertasi.