Terapi Pijat Jari Ala Muha

3101
Muha Muhaimin Latif memilih terjun sebagai pemijat profesional dengan inovasi terapi pijat jari Relaxation 'n Curing atau pijat jari ala Muha. Foto : Istimewa
Muha Muhaimin Latif memilih terjun sebagai pemijat profesional dengan inovasi terapi pijat jari Relaxation 'n Curing atau pijat jari ala Muha. Foto : Istimewa

KAGAMA.CO, JAKARTA – Seseorang laki-laki terlihat berdiri seraya memijat kepala seorang petinggi di Kepolisian Republik Indonesia yang duduk di atas sebuah kursi.

Jari-jari tangannya seolah menari-nari di atas kepala, leher, bahu, hingga tulang belakang sang pasien.

Istimewanya, tidak seperti pijat pada umumnya, gerakan jari-jari tangan laki-laki itu tidak menekan-nekan bagian tubuh pasien dengan kekuatan tenaga.

Dia justru terlihat hanya menyentuh ringan, mengusap-usap bagian-bagian tertentu dengan jari-jemarinya.

Bahkan pria itu dengan rileks berbicara dan bercanda dengan orang-orang yang melihat aksinya.

Ia pun mengajak bicara sang pasien seraya memijat.

Tak lama, Kepala Korps Lalu Lintas Polri (Kakorkantas) Irjen. Pol. Drs. Refdi Andri, M.Si seperti tersirap hingga terbawa ke alam mimpi alias tidur pulas.

Nah, pemijat terampil tersebut adalah Muha Muhaimin Latif, alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Alih-alih memanfaatkan ilmu yang diterimanya di bangku kuliah, dia justru menjadi pemijat profesional dan mengembangkan teknik pijat jari yang dinamakannya Relaxation ‘n Curing.

“Bisa juga disebut terapi pijat jari ala Muha, metode ini saya kembangkan sejak tahun 2002 sewaktu masih kuliah di UGM,” kisahnya.

Menurut Muha, kondisi stres yang berlarut-larut akan menyebabkan lengket atau menggumpalnya syaraf-syaraf di tubuh sehingga berakibat sirkulasi darah yang membawa nutrisi dan oksigen jadi terhambat.

Terutama pada bagian leher yang merupakan pembuluh darah utama ke otak yang akhirnya berpengaruh negatif pada fungsi sistem organ tubuh.

“Dalam metode terapi ini dilakukan penguraian secara detail gumpalan pada 12 syaraf cranial di kepala dan 33 pasang syaraf spinal di tulang belakang,” ujar pria asal Magelang tersebut kala ditemui KAGAMA belum lama ini.

Namun berbeda dengan pijat lainnya, proses penguraian syaraf dilakukan dengan sangat lembut, tanpa tekanan atau pressure, dalam suasana yang rileks, tenang, dan nyaman.

Tak heran bila pasien yang digarap Muha langsung terlena, tertidur saat di tengah proses terapi hingga selesai.

Lewat terapi pijat jari ini, dia menyatakan berbagai keluhan seperti vertigo, migrain, badan capek dan letih, pusing, tulang belakang bermasalah, gangguan pencernaan, gangguan menstruasi, gangguan seksual, sakit pinggang, leher serta pundak kaku, mata lelah, gangguan jantung, hingga darah tinggi bisa teratasi.

“Selama proses terapi, pasien tidak merasa sakit, tidak merasa geli, tak perlu membuka baju, serta tak perlu mengonsumsi obat apapun.”

“Saya tak menggunakan minyak pijat dan tak menggunakan alat bantu.”

“Pasien pun bisa langsung merasakan hasil kesembuhan yang signifikan pada saat terapi,” klaim Muha.

Dalam melakoni pekerjaannya, ia telah banyak menangani orang-orang penting hingga para selebritas di Tanah Air.

Mulai dari almarhum Presiden Gus Dur, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, mantan Wakil Presiden Tri Sutrisno, Ketua Wahid Institute Yenni Wahid, penyanyi Marcel Siahaan, budayawan Slamet Rahardjo, hingga sutradara Garin Nugroho.

Biasanya, dia menerima panggilan atau membuat perjanjian dengan para kliennya terlebih dahulu.

Muha pun tak pelit untuk membagikan teknik pijatnya tersebut pada orang lain dengan mengadakan pelatihan di Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta.

“Sesi pelatihannya hanya dua jam, saya jamin mereka yang ikut pelatihan bisa cepat menguasai teknik pijat jari ini untuk digunakan pada kerabat maupun kenalan mereka,” ucapnya.

Tak terasa sesi terapi pijat berlangsung lebih dari 30 menit, Muha menyudahi terapinya.

Kakorlantas terbangun seraya tersenyum lebar dan terlihat segar.

“Luar biasa pijatannya, badan saya terasa segar kembali, leher dan pundak jadi ringan serta tak kaku lagi. Terima kasih mas Muha,” ucap Irjen. Pol. Drs. Refdi Andri. (Jos)