Penyebab Wanita di Kabupaten Lebong Merokok

1428
Informasi dan edukasi bahaya merokok pada wanita di Kabupaten Lebong masih minim. Foto: news.okezone.com
Informasi dan edukasi bahaya merokok pada wanita di Kabupaten Lebong masih minim. Foto: news.okezone.com

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Merokok dapat mengakibatkan risiko kesehatan.

Pada wanita, merokok terbukti bisa menimbulkan kanker serviks dan menjadi penyebab kematian wanita terbesar di negara miskin dan berkembang.

Menurut WHO, perokok aktif maupun pasif bisa menyebabkan kanker payudara pada wanita.

Tidak hanya itu, perokok wanita mempunyai 25 persen risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung.

Sementara itu, dari segi sosial, perilaku merokok wanita tidak dianggap lumrah oleh sebagian masyarakat Indonesia.

Pandangan negatif bukan suatu reaksi yaang asing diterima oleh perokok wanita.

Mereka dianggap menyimpang, terutama oleh masyarakat Jawa. Sebab masyarakat Jawa cukup menentang perilaku merokok pada wanita.

Tri Addya Karini dalam tesisnya yang berjudul Fenomena Perokok Wanita di Wilayah Kerja Puskesmas Tes, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu tahun 2017, menyebutkan bahwa persentase jumlah perokok wanita di Kabupaten Lebong sebesar 29,7 persen.

Ironinya, justru perokok wanita ini tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tes, yakni sebanyak 2.898 jiwa dengan rentang usia 17->65 tahun, atau sekitar 4,32 persen dari seluruh perokok di wilayah Puskesmas Tes.

Merujuk pada pemikiran seorang pakar, Tri Addya menemukan bahwa perokok wanita di Kabupaten Lebong merokok bersama-sama dengan teman atau tetangga wanita sesama perokok.

Pemikiran dari seorang ahli yang dirujuk oleh Tri Addya menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada wanita dewasa yaitu adanya keinginan untuk diterima menjadi bagian dari kelompok teman sebaya.

Selain itu, perilaku merokok juga didorong oleh salah satu orang tua mereka yang merokok (terutama ibu), iklan rokok yang dianggap menarik, punya sikap positif terhadap perilaku merokok, dan tidak percaya bahwa merokok membahayakan kesehatan.

Sedangkan dari sisi psikologinya dipengaruhi oleh faktor eksternal, meliputi tempat tinggal, pergaulan, teman sebaya, dan keluarga.

Ada juga faktor internal meliputi kebutuhan self image atau citra diri dan adanya proses modeling, yakni keinginan untuk meniru perilaku orang lain.