Pelem Ukulele, Jual Kualitas dan Kekhasan

583
Tiga serangkai lulusan UGM (dari kiri ke kanan), Fadhil, Suryo, dan Ogi menciptakan ukulele berkualitas dan unik. Foto : Josep/KAGAMA
Tiga serangkai lulusan UGM (dari kiri ke kanan), Fadhil, Suryo, dan Ogi menciptakan ukulele berkualitas dan unik. Foto : Josep/KAGAMA

KAGAMA.CO, BANTUL – Dalam ruangan yang cukup panas dan berukuran sekitar 5×6 meter itu, berbagai potongan kayu terlihat berantakan di atas beberapa meja kerja dan serbuknya tercecer di lantai, serta ada berbagai perkakas kerja terhampar.

Ini bengkel kerja tiga pemuda kreatif lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menggarap alat musik dari Hawaii yakni ukulele.

Di bengkel kerja yang beralamat di Jalan Ngipiksari, Banguntapan, Bantul, Fadhil, Ogi, dan Suryo menghasilkan alat musik petik yang diberi label Pelem Ukulele.

Ukulele karya tiga serangkai ini berkualitas paten karena murni buatan tangan yang terampil, dibuat dari bahan baku kayu pilihan, serta khas sebab dibuat berdasarkan pesanan konsumen atau customize.

Tak heran jika Pelem Ukulele dihargai tinggi mulai dari kisaran Rp1 juta hingga Rp8 juta tergantung dari jenis kayu dan kerumitan pembuatannya.

Meski harganya tinggi, Pelem Ukulele selalu dicari pembeli karena kualitas suaranya yang mumpuni dan tiap produknya punya kekhasan sendiri sehingga pantas jadi barang koleksi.

Jenis ukulele yang dibuat Ogi dan kawan-kawan ada tiga yakni soprano (paling kecil berukuran 35 cm), concert, tenor, dan baritone.

Mereka menggunakan kayu akasia, mahoni, mangga atau pelem, dan kadang memakai kayu maple.

“Ukulele yang bagus dibuat dari kayu pohon koa yang merupakan endemik khas Hawaii.”

“Oleh karena bahan kayu koa sulit didapat kami memakai kayu dalam negeri seperti akasia, mahoni, dan pelem.”

“Dari ketiganya, kayu akasia punya kualitas yang sama dengan kayu koa,” tutur Ogi kala ditemui KAGAMA di bengkel kerjanya.

Pelem Ukulele dibuat customize sehingga tiap produknya punya keunikan masing-masing.

Salah satu contohnya, dibuat dengan teknik ship break, bagian badan ukulele sengaja ‘dirusak’ dengan diberi goresan-goresan, hingga dilubangi.

“Ingat, yang dirusak hanya badan ukulele saja, sedangkan gagangnya tidak.”

“Soalnya, kalau gagang dirusak maka ukulele malah jadi tak berfungsi sama sekali.”

“Di badan ukulele digores-gores, sengaja ada potongan yang tidak rata, dan dilubangi seperti bekas akibat jatuh.”

“Walau badan ukulele ‘dirusak’, kami sudah memperhitungkannya sehingga kualitas suara tetap terjaga,” ungkap Suryo.

Dalam memasarkan produknya, ketiga serangkai ini menggunakan media online.

Konsumen Pelem Ukulele berasal dari dalam negeri hingga mancanegara dari benua Amerika, Eropa, dan Asia.

Fadli, vokalis band Padi Reborn, tercatat sebagai salah satu konsumen yang membeli produk Pelem Ukulele. (Jos)