Teman Sebaya dan Ketersediaan Air Putih Pengaruhi Kebiasaan Minum Soft Drink

407

Meskipun demikian, kebebasan remaja dalam memilih minuman ini tidak dibarengi dengan kemampuan yang cukup untuk memilih minuman yang sehat. Oleh karena itu, perilaku mengonsumsi soft drink sampai menjadikannya sebagai asupan energi, merupakan akibat dari kebebasan dan sikap mereka yang tidak selektif pada minuman.

Remaja yang mengonsumsi soft drink ini berusia 11-16 tahun, yang artinya mereka masih berada di usia sekolah. Selain teman sebaya, lingkungan keluarga memainkan peran penting dalam ketersediaan air minum untuk remaja.

Tak sedikit, remaja yang akhirnya sering mengonsumsi soft drink, karena di rumahnya minim ketersediaan air minum. Artinya kemampuan untuk memperoleh minuman yang sehat berkaitan dengan aksesibilitas.

Kebiasaan teman sebaya yang mempengaruhi perilaku remaja dalam kasus ini bisa dibilang sebagai intervensi. Nurwafia menemukan bahwa dalam upaya penurunan perilaku konsumsi soft drink, teman sebaya tidak terlalu berperan. Tetapi remaja bisa meningkatkan konsumsi air berkat teman sebayanya.

Sementara itu, jumlah air minum yang disediakan di rumah masing-masing remaja, bisa membuat mereka mengurangi konsumsi soft drink. Meskipun begitu, para remaja ini tetap belum bisa membiasakan diri minum air putih.

“Intinya teman sebaya dan ketersediaan air minum bisa menurunkan kebiasaan remaja mengonsumsi soft drink. Tetapi hal ini tidak mendorong mereka untuk banyak mengonsumsi air putih,” tulis mahasiswa Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM ini.(Kinanthi)