Keunikan Warung Burjo yang Mungkin Tidak Kita Sadari

1702

  1. Kaum pendatang

Orang yang berjualan di warung burjo bukanlah dari Yogyakarta, melainkan dari Jawa Barat. Hal ini karena penjual burjo sering didominasi oleh masyarakat yang berasal dari Kuningan.

Orang-orang kuningan ini telah berdatangan seiring dengan maraknya warung burjo di Yogyakarta. Bahkan, ada yang tinggal menetap di Yogyakarta karena mendapat istri atau suami warga setempat.

  1. Panggilan

Panggilan untuk memesan di warung biasanya dengan, Mas, Mbak atau Pak, Bu. Namun karena penjual di warung burjo berasal dari kuningan, mereka dipanggil dengan menggunakan bahasa Sunda.

Bahasa sunda untuk panggilan ini adalah ‘aa’ untuk laki-laki dan ‘teteh’ untuk perempuan.

  1. Buka 24 jam

Perbedaan yang paling menonjol dibanding dengan warung makan lainnya adalah jam buka. Apabila warung biasa buka pada jam-jam tertentu – ada yang pagi sampai siang atau sore sampai malam-, warung burjo buka selama 24 jam.

Jam buka inilah yang memudahkan mahasiswa atau masyarakat ingin makan saat dini hari. Selain itu, warung burjo yang luas juga bisa dimanfaatkan untuk rapat mahasiswa atau pertemuan antarteman.

 

Warung burjo tidak hanya memiliki menu yang cukup lezat dan murah. Tetapi, keberadaan warung burjo di sekitar area kampus dan kos-kosan mahasiswa ini juga memberikan sisi positif untuk kebutuhan makanan yang mendesak.(Sirajuddin)