Nonton dan Diskusi Jejak Demokrasi di Indonesia, Bicarakan Ambiguitas Demokrasi dan Subjektifitas Sejarah

419

“Kalau kalian search di google, sebetulnya hoaks sudah ada sejak dulu. Namun, kok yang sekarang ini jadi semakin parah, ya? Sebagian dari kita baper juga,” ungkap Nicko.

Ia mengambil satu contoh fenomena hoaks sebelum reformasi, yaitu partai politik seperti PNI, PKI, dan Masyumi yang sering diadu domba lewat media.

Kebebasan dalam demokrasi seringkali disalahartikan. Meskipun begitu, setiap orang memiliki pemaknaan yang beda terhadap kebebasan itu. Menurut Nicko, kebebasan memiliki batas.

”Saat ini demokrasi menjadi dalih kepentingan oligarki politik untuk menggapai suatu kekuasaan yang dilakukan dengan segala cara,” ujar Nicko mengungkapkan keresahannya.

Mbah Noto kemudian menambahkan, sejarah sebetulnya mengandung unsur-unsur subjektifitas dan bergantung pada rezim.

“Kedua film ini memiliki latar belakang berbeda, tetapi sama-sama ingin membuat propaganda,” jelasnya. Menurutnya, dekrit presiden sesungguhnya memiliki subjektifitas dan merupakan konspirasi.

Berbicara soal HAM dan keadilan sosial, Pancasila sebagai ideologi sendiri perlu dipertanyakan isinya. Seperti sila ke-5 yang menyebut kata “keadilan sosial”. Selama ini hukum dan keadilan sosial nampak bias.

Orang banyak menuntut hukum, sementara yang berusaha ditegakkan pancasila adalah keadilan sosial. Demokrasi sejatinya berjalan dengan ambiguitas.

Dalam sesi tanya jawab, para peserta banyak berbincang soal subjektifitas sejarah, kronologi sejarah yang masih abu-abu, dan berbagai temuan baru mengenai fakta sejarah. Berbagai persoalan ini menjadi keresahan bagi seorang arsiparis.

Film-film yang diputar merupakan arsip yang berperan sebagai jejak-jejak sejarah. Menurut Mbah Noto, arsip bisa menjembatani antara teks dan konteks. Acara ini mungkin bisa menjadi katarsis bagi teman-teman arsip.

“Jika seorang arsiparis seringkali memiliki keterbatasan dalam mengungkapkan pendapatnya, dengan diskusi ini mereka bisa bebas berbicara,” pungkas Mbah Noto.(Kinanthi)