Terminal Tirtonadi Miliki Pojok Laktasi Pertama di Indonesia

548
Kota Surakarta berhasil membuat sebuah terobosan mendorong  pemberian ASI eksklusif dan inisiasi menyusui dini.(Foto: republika.co.id)
Kota Surakarta berhasil membuat sebuah terobosan mendorong  pemberian ASI eksklusif dan inisiasi menyusui dini.(Foto: republika.co.id)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Kendati telah ada Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012 terkait dukungan terhadap pemberian ASI esklusif, namun pentingnya isu ASI eksklusif nyatanya masih sering dikesampingkan oleh pemerintah.

Padahal isu ini berkaitan erat dengan peningkatan kualitas gizi balita. Salah satu daerah yang mencoba meningkatkan pemberian ASI eksklusif adalah Kota Surakarta.

Kota Surakarta berhasil membuat sebuah terobosan mendorong  pemberian ASI eksklusif dan inisiasi menyusui dini. Hal itu diwujudkan melalui pendirian pojok laktasi atau ruang khusus menyususi di Terminal Tirtonasi, Surakarta.

Trobosan ini cukup menarik mengingat baru pertama kali ruang laktasi diadakan di terminal. Bahkan hal ini sampai mendapat apresiasi dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak pada 2011 silam.

Didasari pada hal itulah, tim Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada bekrja sama dengan universitas lain yang tergabung dalam Tim UNfGI tertarik untuk melakukan kajian. Mereka mengkaji dinamika dan proses pendirian Pojok Laktasi di Terminal Tirtonadi.

Kajian ini kemudian dipublikasikan oleh Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerja Sama (PPKK) UGM. Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa inisiator adanya ruang laktais ini lahir dari Kepala UPT Terminal Tirtodadi, Djammila. Kebutuhan ibu untuk dapat menyusui bayinya dengan nyaman dan maksimal menjadi motivasi Djamilla mendirikan pojok laktasi di ruang publik.

Inspirasi munculnya terobosan ini ialah saat Djamilla sedang memantau arus mudik di Terminal tahun 2010. “Djammila prihatin melihat seorang ibu muda yang terburu-buru mengejar bus sembari menyusui bayinya,” tulis Tim UNfGI.

Oleh sebab itu, ia menginisiasi adanya pojok laktasi untuk menjadi tempat menyusui pengguna Terminal Tirtonadi. Dalam kurun waktu dua tahun, Pojok Laktasi tersebut sudah digunakan lebih dari 300 pengguna terminal.

Meski terkendala pendanaan saat pembangunannya, Djammila tetap mengupayakan adanya ruang tersebut. Ia lalu menggandeng beberapa pihak seperti Deltomed, sebuah perusahaan obat alami. Deltomed memberikan bantuan berupa sebuah banner besar tentang menyusui.

Banner tersebut digunakan sebagai media edukasi bagi ibu menyusui yang menggunakan pojok laktasi di Terminal Tirtonadi. Di samping itu, pihak Deltomed memberikan fasilitas berupa wastafel dan kipas angin.

Selain itu, kerja sama juga dilakukan dengan Nutrisi Sari Husada. Bantuan yang didapat berupa dana untuk membangun ruangan pojok laktasi baru berukuran 2,5 x 2 meter yang dilengkapi berbagai fasilitas.

Penelitian yang dilakukan oleh tim dari UGM dan UNfGI menemukan masih adanya hambatan. Seperti fasilitas pojok laktasi yang terbawa oleh pengunjung dan belum adanya pos anggaran khusus dari pemerintah Kota Surakarta.(Rosa)