Dakwah Mujahidin Berpedang Pena

219

Menjalankan dakwah lewat tulisan menjadi pilihan yang tepat ketika itu. Dalam tesis Najib Kailani, gerakan FLP mengusung sejarah dari pergerakan Ikhwanul Muslimin dari mesir.

Gerakan ini juga dikenal dengan sebutan Gerakan Tarbiyah. Para pengikutnya menggunakan hijab besar bagi akhwat, dan memelihara jenggot bagi ikhwan.

Najib menambahkan, bahwa gerakan dakwah FLP ini erat kaitannya dengan gerakan dakwah kampus di tahun 80-an yang mengusung wacana kesalehan dan moralitas di tengah gencarnya modernisasi.

“Tahun 1987, Jamaah Shalahuddin menjadi sebuah organisasi dakwah kampus di UGM yang mengajukan permohonan untuk pendampingan agama Islam bagi para mahasiswa sebagai jalan berdakwah,” terang Najib. Kegiatan dakwah kampus ini juga berkembang di universitas-universitas lain.

Selain di kalangan mahasiswa, dakwah Islam FLP ini juga merambah di Sekolah Menengah Atas dan komunitas Kerohanian Islam. Upaya dalam menjaga moral Islam di usia remaja merupakan ikhtiar dalam menjaLankan syariat agama.

FLP lahir dari para pengelola majalah Annida. Majalah yang lahir dari situasi ‘kepanikan moral’ ketika di saat itu budaya pop modern dan kebebasan mulai menyebar.

Diawali dengan kontrol dari orde baru, gerakan dakwah ini secara perlahan berkembang di kalangan mahasiswa sebagai ruang aktualisasi diri.

“Keberadaan FLP yang mengusung gerakan dakwah lewat budaya pop sangat erat kaitanya dengan konteks sosial, budaya, dan politik yang saat itu terjadi di Indonesia,” pungkas Najib. (Sirajuddin/Magang)