Bincang Buku Negara Melodrama, Ilustrasikan Fenomena Sosio-Kultural Politik Hari Ini

277

Satu contoh yang dipaparkan Garin tentang bagaimana cara “mengemas” presiden. Kemasan yang ada pada diri Jokowi yang membuat dirinya populer, (1) Jika ada pertanyaan sulit beliau tidak akan menjawab, (2) Jokowi yang bekerja, (3) akrab dengan milenial, (4) dekat dengan rakyat, (5) dekat dengan keluarga.

Kelima “kemasan”  tersebut selalu menjadi elemen berita viral Jokowi di berbagai media. “Namun, ini bisa menjadi kajian kita semua, bahwa saat ini kita hidup dalam perilaku ‘mengemas’ “, ujar Garin menyimpulkan.

Dari sekian fenomena menggelikan yang ada di era digital ini, Garin kemudian menilai bahwa percepatan melodrama di masyarakat cukup tinggi. Sebab, tayangan yang ada semakin mengolah emosi penonton.

Dengan kondisi yang demikian, Indonesia menjadi negara melodrama yang akan sulit menciptakan sebuah peradaban baik. “Beberapa hal yang membuat masyarakat terhanyut dalam melodrama. Rendahnya tradisi baca, kurangnya tradisi mencari data dan fakta, serta maraknya tradisi lisan tanpa baca tulis,” jelas Garin.

Seiring berjalannya waktu, berbagai tradisi tersebut kian memudar dan kemudian digantikan oleh tradisi lisan baru, contohnya gawai. Tradisi lisan baru ini tidak terstruktur seperti tradisi-tradisi sebelumnya, sehingga pergeseran nilai dalam berbagai peristiwa pun  kerap terjadi.

Gus Muh ikut menambahkan pendapatnya tentang Garin dan berbagai karyanya. Buku Negara Melodrama merupakan puncak emosi dari seorang Garin dalam memandang kehidupan politik negeri ini.

Kerangka berpikir Garin dalam kumpulan esainya tersebut, hampir sama dengan karya-karya Garin yang sebelumnya. Seperti Buku Opera Sabun SBY, karya ini juga menyumbang pemikiran untuk kemajuan politik negara. Oleh karena itu, Gusmuh menyarankan pembaca buku Negara Melodrama untuk membaca karya-karya Garin yang lain.

Satu pendapat ahli yang menarik bagi Gus Muh dan pernah dikutip Garin dalam salah satu bukunya, “Gosip adalah katarsis”, ungkap Gus Muh saat membaca salah satu karya Garin.

“Gosip memiliki peran besar terhadap kehidupan. Jangan-jangan benar jika kita hidup dari gosip. Barangkali betul jika Indonesia adalah Negara Melodrama,” ujarnya berpendapat mengenai konsep yang dibawa dalam buku tersebut.(Kinanthi/Magang)