Iklan Televisi sebabkan Remaja Berisiko Terkena Karies Gigi

1931

Menurut pengalaman beberapa orang yang memiliki gigi berlubang, mereka pernah mengalami rasa sakit yang luar biasa saat sedang makan atau saat sedang banyak pikiran.

“Hal tersebut berujung pada meningkatnya jumlah pasien karies gigi seiring dengan gencarnya tayangan iklan produk pangan kariogenik,” tulis Irma yang menulis tesisnya untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM ini.

Dengan metode penelitian kuantitatif dengan analisis konten, Irma kemudian memilih remaja usia 15-19 tahun sebagai responden. Sementara sampel penelitian adalah stasiun televisi NET TV dan RCTI.

Kedua stasiun televisi swasta ini memiliki keunikan, NET TV memiliki pendapatan belanja iklan terendah yakni Rp.1,82 triliun, sedangkan RCTI memiliki pendatan belanja iklan terbesar yaitu mencapai 14,86 triliun rupiah.

Melihat data tersebut, kita perlu bertanya-tanya tentang bagaimana paparan iklan produk pangan kariogenik yang ditayangkan.

Irma kemudian menemukan frekuensi iklan makanan kariogenik lebih tinggi dibandingkan makanan non kariogenik. Sedangkan berdasarkan periode tayang dan hari tayang, iklan pangan kariogenik dengan non kariogenik tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

Artinya, penayangan iklan makanan tidak sehat di televisi hampir tidak terbatas.

Melalui tesis ini, Irma menyarankan agar pemerintah lebih memperhatikan pembatasan jumlah tayangan iklan pangan kariogenik. Meskipun demikian, perlu juga didukung dengan kesadaran pemirsa tentang dampak negatif menonton televisi melebihi jam ideal.

Hal lainnya yang perlu disadari oleh pemirsa adalah risiko mangkonsumsi makanan kariogenik terhadap kesehatan gigi.

Anda penggemar berat tayangan televisi? Disarankan untuk tetap bijak dalam menerima setiap pesan dan informasi yang anda tonton.(Kinanthi/Magang)