Iklan Televisi sebabkan Remaja Berisiko Terkena Karies Gigi

1931
Hal lainnya yang perlu disadari oleh pemirsa adalah risiko mangkonsumsi makanan kariogenik terhadap kesehatan gigi.(Foto: harian.analisadaily.com
Hal lainnya yang perlu disadari oleh pemirsa adalah risiko mangkonsumsi makanan kariogenik terhadap kesehatan gigi.(Foto: harian.analisadaily.com

KAGAMA, BULAKSUMUR – Dari banyak pengalaman, perilaku konsumtif masyarakat terhadap makanan dapat menimbulkan risiko kesehatan yang cukup tinggi.

Mengkonsumsi makanan secara berlebihan dapat memunculkan risiko kesehatan, terutama kerusakan pada gigi.

Irma Alya Safira dalam tesisnya yang berjudul Analisis Isi Tayangan Iklan Produk Pangan Kariogenik di Televisi Pada Remaja di Indonesia (2018), menemukan adanya kaitan antara produksi iklan makanan di televisi dan perilaku konsumtif masyarakat, dengan banyaknya pasien karies gigi. Kemudian juga terdapat adanya perbedaan jumlah tayangan iklan produk pangan kariogenik di beberapa stasiun televisi.

Di era internet dan gawai yang semakin canggih, tidak lantas membuat masyarakat meninggalkan televisi. Berdasarkan hasil survei Kompas (Media Nusantara Citra Tbk, 2017), televisi berada di tingkat pertama sebagai media yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dibanding media lainnya.

Sementara itu, waktu yang dihabiskan masyarakat untuk menonton televisi kian bertambah setiap tahunnya. Menurut Austin Bernard and Hutcheon (2016) waktu menonton paling banyak dilakukan pemirsa adalah sekitar pukul 20.00-20.59.

Berangkat dari hal tersebut, televisi kemudian menjadi media yang dianggap efektif mempromosikan produk. Pendapat ini merujuk pada pemikiran Jones Merrick dan Beasly tahun 2016, bahwa televisi merupakan media yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan dan informasi.

Kegemaran masyarakat mengkonsumsi informasi dari televisi, tentunya bisa mempengaruhi pola pikir, perilaku, dan pengambilan keputusan. Dalam temuan Movahhed tahun 2014, iklan makanan di televisi bisa meningkatkan keinginan pemirsa untuk mengkonsumsi makanan tertentu.

Pada umumnya, masyarakat Indonesia memiliki daya kritis yang kurang, sehingga mudah sekali dipengaruhi oleh tayangan iklan dan promosi di televisi. Makanan dengan kandungan zat yang tidak sehat, khususnya makanan dengan kadar gula tinggi cukup gencar dipromosikan.

Hal ini terjadi juga karena tidak adanya regulasi pembatasan iklan dan promosi makanan tidak sehat, khususnya makanan kariogenik. Tidak menutup kemungkinan masyarakat akan gemar mengkonsumsi makanan tersebut.

Irma kembali merujuk pada pemikiran Mavahhed, bahwa konten iklan makanan mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Salah satunya masyarakat berisiko terkena karies gigi atau gigi berlubang. Dalam temuan Irma, karies gigi dapat menimbulkan rasa sakit dan gangguan psikososial.