Potensi Tanah Ambles di Kota Yogyakarta

926
Ilustrasi: Likuifaksi yang terjadi saat Gempa Palu, tahun 2018.(Foto: bbc.com)
Ilustrasi: Likuifaksi yang terjadi saat Gempa Palu, tahun 2018.(Foto: bbc.com)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Kota Yogyakarta memiliki potensi terjadinya likuifaksi. Likuifaksi adalah peristiwa mencairnya lapisan tanah yang diakibatkan tegangan atau getaran seperti gempa bumi. Hal ini menyebabkan permukaan tanah bergerak dan ambles, seperti yang pernah terjadi pada gempa di Kota Palu dan Donggala tahun lalu.

Demikian tulis Ilham dalam tesisnya berjudul Analisis Potensi Likuifaksi di Kota Madya Yogyakarta Berdasarkan Data Mikrotemor, Kedalaman Air Tanah, dan Data Bor. Ia menulisnya untuk memperoleh gelar master pada Program Magister Fisika UGM pada 2018.

Menurut Ilham, hal tersebut diperkuat dengan ditemukannya tiga faktor utama yang dapat menyebabkan likuifaksi di wilayah Kota Yohgyakarta. Seperti adanya litologi tanah yang bersifat lepas (selang-seling pasir, kerikil, lanau dan lempung volkanik), kedalaman air tanah yang dangkal, dan lokasinya yang berdekatan dengan sumber gempabumi (berasosiasi dengan sesar Opak).

“Adanya lapisan sedimen yang sangat tebal dan lunak juga akan memperkuat kekuatan guncangan gempabumi karena pengaruh amplifikasi atau pengembangan,” tulisnya.

Pengukuran potensi likuifaksi di kota Yogyakarta tersebut ia lakukan berdasarkan data mikrotemor, kedalaman air tanah dan data bor. Ketiga parameter tersebut ia telaah untuk mendapatkan peta potensi likuifaksi di Kota Yogyakarta yang akurat.

“Hasilnya menunjukkan bahwa sebaran lokasi kejadian likuifaksi bersesuaian dengan sebaran nilai ground shear strain yang tinggi yang berada di bagian selatan daerah penelitian,“ ungkapnya.

Dari data yang ia kumpulkan menunjukkan bahwa potensi likuifaksi di Kotamadya Yogyakarta berada pada kategori rendah hingga tinggi. Sedangkan daerah dengan tingkat bahaya likuifaksi tinggi berada di bagian selatan kota, meliputi daerah Kecamatan Mantrijeron, Mergangsan, Umbulharjo, dan Kotagede.

Hasil temuannya juga menunjukkan lapisan sedimen yang berpotensi mengalami likuifaksi berada pada kedalaman 9,4 – 34,5 m dengan ketebalan berkisar antara 0,6 – 2 m.

“Lapisan tersebut memiliki potensi likuifaksi tinggi karena tersusun atas lempung, lanau, dan campuran lempung-pasir sangat halus,” tulisnya.(Thovan)