Fakultas Biologi Inisiasi Taman Botani untuk Wahana Edukasi dan Konservasi

259
Kuliah Umum oleh Kepala Tharandt Botanic Garden and Arboretum Dresden University of Technology, Faculty of Environmental Sciences,  Dr. rer. silv. Ulrich Pietzarka.(Foto: Humas Biologi)
Kuliah Umum oleh Kepala Tharandt Botanic Garden and Arboretum Dresden University of Technology, Faculty of Environmental Sciences,  Dr. rer. silv. Ulrich Pietzarka.(Foto: Humas Biologi)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Fakultas Biologi UGM sedang menginisiasi pengembangan Taman Biologi (Jatabi) sebagai taman edukasi dan mini-konservasi. Dalam tahapan tersebut, dibutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai sistem manajemen taman botani yang bersifat konservatif dan efisien.

Dekan Fakultas Biologi Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. berharap Botanical Park atau Taman Botani akan menjadi sarana riset dan pembelajaran. Tidak hanya untuk civitas academica di UGM, tetapi taman juga menjadi sarana dan wahana pembelajaran masyarakat.

Pihaknya menghadirkan Kepala Tharandt Botanic Garden and Arboretum Dresden University of Technology, Faculty of Environmental Sciences,  Dr. rer. silv. Ulrich Pietzarka untuk belajar strategi dan manajemen pengelolaan Botanical Park dari Botanical Gardens di Jerman.

“Harapannya dapat diadopsi untuk pengembangan Botanical Garden di Taman Biologi,” ungkap Budi kepada Kagama, Selasa (19/03/2019).

Dalam kuliah umum bertajuk Quality Management in Botanic Gardens in Germany tersebut, Ulrich menyampaikan bahwa manajemen dan pengembangan taman botani membutuhkan jejaring kerja sama antar pemegang kewajiban dan mitra yang bersifat mutual dan terintegrasi secara baik.

“Pengembangan dan manajemen taman botani yang baik sendiri dipengaruhi beberapa kriteria lain yaitu sarana dan prasarana, sistem keuangan, tenaga kerja ahli, pelayanan dan keamanan, perencanaan dan evaluasi serta yang terpenting tumbuhan konservasi itu sendiri,” paparnya pada Kamis (14/03/2019) di Ruang Sidang Bawah Fakultas Biologi UGM.

Selain itu, Ulrich juga mengungkapkan bahwa pengembangan dan upaya konservasi dalam sebuah taman botani ditentukan oleh transfer pengetahuan mengenai tumbuhan, biodiversitas dan solusi dalam mengatasi laju kerusakan alam yang telah terjadi.

Kuliah umum tersebut turut dihadiri oleh Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc., Matin Nuhamunada, S.Si., M.Sc., Sukirno, M.Sc., Ph.D. dan mahasiswa Pascasarjana Fakultas Biologi UGM, serta beberapa tamu undangan.(TH/Humas Biologi)