Peneliti Fakultas Biologi UGM Temukan Katak Mahapatih Gadjah Mada

328
Katak Mahapatih Gadjah Mada.(Foto: Fabio)
Katak Mahapatih Gadjah Mada.(Foto: Fabio)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Peneliti Fakultas Biologi UGM berhasil melakukan identifikasi spesies katak baru asli Indonesia.

Hal tersbeut dilakukan bekerja sama dengan Museum Zoologicum  Bogoriense (MZB), Research  Center  for  Biology –Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amphibian and Reptile Diversity Research Center (ARDRC), University of Texas at Arlington (UTA), IPB, UB dan ITB.

Katak yang diberi nama Microhyla gadjahmadai tersebut merupakan penelitian mahasiswa Program Master Fakultas Biologi UGM, Vestidhia Y. Atmaja di bawah bimbingan peneliti LIPI, Dr. Amir Hamidy, Dr. Dra. Tuty Arisuryanti, M.Sc., herpetologis Kyoto University, Masafumi Matsui  dan Eric N. Smith (Standford University).

Vestidhia menjelaskan, Katak Gadjahmada merupakan katak ke-407 dalam jajaran katak asli Indonesia. Beberapa karakter fenotipe pembeda yang teramati yaitu letak lubang hidung yang terletak cenderung di tengah antara mata dan ujung moncong, panjang tubuh dewasa kurang dari 3 cm dan ciri pola garis hitam yang samar dan pendek pada bagian temporal.

Persebaran katak Gadjahmada meliputi Bengkulu, Jambi, Lampung dan Sumatera Selatan pada ketinggian 700 hingga 1600 mdpl dengan habitat meliputi wilayah aliran sungai, sawah dan perkebunan warga, ungkapnya.

“Penamaan Gadjahmada ini didedikasikan untuk Mahapatih Gadjah Mada yang telah menyatukan Nusantara,” ujarnya.

Ia melanjutkan, penerapan identifikasi genetika molekuler menggunakan fragmen sekuen 12s dan 16s RNA mitokondria dan bioinformatika menetapkan bahwa Microhyla gadjahmadai tergolong ke dalam spesies baru. Kajian tentang temuan ini telah ia terbitkan dalam Jurnal Treubia pada Desember 2018 lalu.

Dekan Fakultas Biologi UGM Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. menambahkan bahwa penemuan ini membuktikan tingginya biodiversitas Indonesia dan tidak menutup kemungkinan terungkapnya spesies baru lain.

“Dengan sinergi bersama tentunya eksplorasi kekayaan biodiversitas ini dapat ditingkatkan frekuensinya,” harapnya.(TH)