Lima Aktivis Seni Pertunjukan Lulusan UGM

858
Papermoon.(Foto: Footscray Community Arts Centre)
Papermoon.(Foto: Footscray Community Arts Centre)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Yogyakarta dikenal sebagai laboratorium kesenian. Tak mengherankan jika berbagai manusia dari beragam latar belakang keilmuan yang pernah singgah di kota ini, pernah terlibat dalam berbagai aktivitas kesenian.

Misalnya pertunjukan wayang kulit, ketoprak, teater, dan pentas boneka. UGM sebagai bagian dari Yogyakarta, tak bisa lepas dari aktivitas seni pertunjukkan.

Selalu ada sivitas akademika yang terlibat dalam aktivitas seni pertunjukkan di dalam atau pun di luar kampus. Tetapi, tak banyak sivitas akademika UGM yang melanjutkan aktivitasnya di dunia seni pertunjukan selepas mereka lulus kuliah.

Biasanya selepas lulus, mereka lebih memilih bidang pekerjaan di luar bidang seni pertunjukan. Tentu saja, di luar kecenderungan umum tersebut, masih ada sosok yang pernah menjadi bagian dari sivitas akademika UGM yang masih aktif di dunia seni pertunjukan hingga ia lulus kuliah. Mereka antara lain sebagai berikut:

  1. WS Rendra

Pria Solo yang dikenal dengan julukkan ‘Si Burung Merak’ ini merupakan alumni Sastra Inggris. Dikenal sebagai pendiri komunitas seni pertunjukkan bernama ‘Bengkel Teater’, Rendra pernah memperbarui dunia seni teater di Yogyakarta melalui pengembangan suatu metode pelatihan aktor dengan melatih energi alam dan menghadirkan sistim pelatihan akting improvisasi.

Selain itu, dengan pertunjukan mini katanya, Rendra  telah mewujudkan suatu teknik akting dengan menghasilkan gerakan indah tanpa perlu melakukan banyak dialog. Dengan kontribusi sebesar itu, tak mengherankan jika di tahun 2008 UGM menganugerahi Rendra doctor honoris causa di bidang kebudayaan.