Antropolog Amerika: Indonesia Negara Paling Demokratis

550

Sumbangsih NU dan Muhammadiyah

Padahal, keluarga muslim justru memiliki pendidikan dan generasi yang baik, serta anak-anak mereka jauh lebih tertata daripada warga Amerika pada umumya.

“Presiden saya itu, nyuwun sewu, berbohong yang tidak ada berdasar. Ia selalu menyuarakan ancaman, padahal tidak apa-apa,” ungkapnya.

Alasan Robert membandingkan Indonesia dengan AS adalah demokrasi formal seperti yang diterapkan di AS tidak menjamin pengakuan hak warga negara. Ia menilai perlu adanya sosialisasi agar demokrasi dapat selaras dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.

“Hal tersebut rupanya terdapat di Indonesia melalui peran Muhammadiyah dan NU. Kedua ormas tersebut turut membantu menemukan akar dan implementasi baru untuk menjawab tantangan sesuai perubahan zaman,” paparnya.

Sumbangan terbesar yang diberikan, kata Robert, adalah nilai Islam yang tidak hanya dipahami secara abstrak saja, tetapi juga observasi dan ilmu pengetahuan yang dapat terus memperbaiki, serta memperbarui nilai yang ada.

“Sumbangan terbesar ini sudah bisa dilihat dalam kurun waktu 20 tahun, sehingga Indonesia bisa juga disebut sebagai great national,” ujar Robert.

Menambahkan penyampaian Robert, moderator peluncuran buku, Arifah Rahmawati, Ph.D, menyebutkan bahwa Robert mengingatkan masyarakat Indonesia untuk terus optimis meskipun dihadapkan dalam berbagai kondisi yang sulit. (Tita)