Titiek Broto, Sosok Ibu di Balik Kesuksesan Anaknya yang Down Syndrome

206
Titik Broto, Sosok Ibu di Balik Kesuksesan Anaknya yang Down Syndrome Pamerkan Karya Seni.(Foto: Tita)
Titik Broto, Sosok Ibu di Balik Kesuksesan Anaknya yang Down Syndrome Pamerkan Karya Seni.(Foto: Tita)

KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Titiek Broto telah mengantarkan Putri Pertiwi, anaknya dengan down syndrome yang berhasil menyelenggarakan “Pameran Seni Rupa: Titik Balik” di Bentara Budaya yang diselenggarakan mulai 5 sampai 13 Januari 2019.

Bahkan, karier Titiek yang sedang menanjak sebagai Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kota Surabaya pun rela ditinggalkan demi mendampingi putrinya.

Dengan keterbatasan Putri yang mampu memamerkan hasil karyanya, telah membuktikan bahwa setiap orang dapat menjadi seniman. Hal ini disampaikan oleh Sanjaya Kuss Indarto dalam sambutannya selaku kurator dalam pameran “Titik Balik pada Sabtu (05/01/2019) “Titik Balik”.

Menurut Kuss, pameran yang terdiri dari karya di kanvas dan kertas ini sangat menarik dan menjadi pencapaian yang besar. Kuss menjelaskan bahwa karya seni ini dimanfaatkan menjadi sebuah terapi motorik kasar yang memungkinkan untuk pengendalian emosi bagi anak down syndrome. 

“Untuk mampu melakukan terapi dengan seni, Titiek sebagai ibu telah mendampingi Puteri dengan sangat baik. Selain ibu, ada guru seperti Lia yang dengan sabar mengembangkan bakat yang dimiliki Putri,” ungkap Kuss.

Dalam pembukaan “Titik Balik”, hadir pula dr. Oei Hong Djien selaku kurator seni rupa. Oei yang juga sebagai dokter ini menjelaskan tentang penyebab down syndrome yang disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom.

Ia juga sangat mengapresiasi lukisan Putri yang sama sekali tidak terlihat sebagai hasil karya dari anak down syndrome. “Saya mengapresiasi upaya Titiek dan Lia dalam membimbing Puteri. Lia sebagai guru juga luar biasa karena melatih kelemahan otot down syndrome dari Putri untuk menghasilkan suatu karya seni”, ungkap Oei.

Dari sisi intelektual anak down syndrome memang lebih lambat daripada orang-orang pada umumnya. Namun, Oei memaparkan bahwa mereka memiliki emosi yang kuat dan dapat diekspresikan melalui seni.

“Pameran ini penting untuk membuka mata bahwa ternyata semua hal yang terlihat sulit dapat dicapai dengan bantuan orang-orang sekitar seperti ibu dan guru dari Putri,” pungkas Oei.(Tita)