Belajar Pemulihan Pascabencana dari Korban Selamat Gempa dan Tsunami Aceh 2004

1859
Tsunami Aceh.(Foto: Okezone)
Tsunami Aceh.(Foto: Okezone)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004 lalu menelan korban lebih dari 173.741 jiwa. Sementara itu, sebanyak 700.000 orang selamat dan kehilangan tempat tinggal, serta mengalami trauma.

Selain itu, bencana alam yang terbesar sejak letusan Gunung Krakatau tahun 1883 ini juga menyebabkan kerugian material yang diperkirakan mencapai 40 triliun rupiah.

Setelah terjadinya gempa dan tsunami 2004, Aceh masih mengalami beberapa gempa yang terus terjadi pada 2007, 2008, 2010, 2011, 2012, 2013, 2015, dan 2016.

Dengan pengalaman bencana besar pada 2004 yang disusul dengan gempa-gempa berikutnya, masyarakat Aceh menjadi terbiasa dan memiliki cara tersendiri dalam menghadapi bencana. Gempa yang masih terus terjadi dan dampak berupa kehancuran sudah pasti mengganggu kehidupan para korban yang selamat.

Dalam tesis berjudul Pemulihan Korban Selamat Gempa dan Tsunami Aceh 2004, Al Kindi Harley menjelaskan bahwa dalam kondisi krisis pasca bencana, masyarakat mulai dapat menerima realitas yang terjadi dan mulai berusaha kembali ke kehidupan norman untuk terus bertahan hidup.

Dalam proses penerimaan realitas pun dibutuhkan waktu yang panjang, serta bantuan dan dukungan baik dari pemerintah maupun masyarakat luas.