Benteng Alami Penangkal Tsunami

822
Tsunami.(Foto: Smithsonian Magazine)
Tsunami.(Foto: Smithsonian Magazine)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Indonesia merupakan negara kepulauan, memiliki banyak garis pantai. Selain itu di Indonesia juga terdapat gunung berapi, tempat bertemunya lempeng benua, serta jalur api pasifik. Hal itu menjadikan Indonesia sebagai negara yang rentan dengan beragam bencana.

Salah satu bencana yang mengancam adalah tsunami. Tsunami merupakan gelombang panjang yang dapat terjadi akibat gempa bumi di laut, longsoran di perairan, letusan gunung api di dasar laut, maupun benda langit yang jatuh di laut.

Tinggi tsunami yang pernah terjadi akibat gempa tektonik adalah 0,5 m sampai 40 m, sedangkan tinggi tsunami akibat longsoran dan gempa vulkanik berkisar antara 150 m sampai 575 m.

Dengan keadaan tersebut, warga dan pemerintah harusnya mulai mengantisipasi terjadinya tsunami sejak dini. Salah satu usaha tersebut adalah dengan memasang penahan gelombang di pantai berupa pemecah ombak, maupun sebagai dinding penghalang.

Sayangnya pemasangan dinding di pantai sangat tidak efektif apalagi dengan biaya yang tentu tidak sedikit. Untuk itu diperlukan penahan alami yang harus diperbanyak serta diperluas. Selain cukup efektif, penggunaan penahan alami tidak banyak memiliki dampak lingkungan yang buruk.

Novi Andhi Setyo P, mahasiswa S3 Teknik Sipil UGM dalam Desertasinya menyatakan bahwa pelindung alami seperti tanaman cemara laut terbukti cukup efektif mengurangi energi gelombang tsunami yang menerjang pantai.

Hal itu diperkuat dengan bukti bahwa di beberapa kejadian tsunami, daerah yang memiliki benteng vegetasi alami seperti bakau dan cemara laut memiliki kerusakan yang jauh lebih sedikit dibanding daerah yang tidak terdapat benteng vegetasinya.

Dalam penelitiannya yang berjudul Peredaman Tsunami dengan Vegetasi Hutan Cemara Laut (Casuarina Equisetifolia) Andhi melakukan eksperimen terhadap cemara-cemara di pantai selatan Jogja.

Salah satunya dengan melakukan uji cabut, yaitu menguji daya tahan pohon untuk mengetahui berapa besar energi yang dibutuhkan untuk dapat merobohkan pohon.

Hasilnya menunjukkan bahwa cemara laut cukup mampu menahan gelombang, terutama jika gelombang mengenai bagian kanopi cemara (dedaunannnya). Besar dan kerapatan cemara sangat berpengaruh dalam kemampuannya menahan gelombang, semakin rapat semakin bagus.

Hal itu memberi bukti bahwa pentingnya menjaga vegetasi di daerah pantai, seperti bakau dan cemara laut turut. Tidak hanya sebagai habitat banyak hewan, tapi juga benteng alami jika gelombang tinggi menerjang.

Di sisi lain warga dan pemerintah harus mulai mempertimbangkan untuk membangun rumah atau fasilitas yang tidak terlalu dekat dengan pantai. Hal ini berguna untuk mengurangi risiko dampak dari gelombang tinggi maupun tsunami.(Thovan)