Menimba Ilmu Ekonomi Terapan

1194
Dr. Dea Tunggaesti, S.H., M.M., bersyukur belajar ilmu ekonomi terapan yang menunjang dan relevan dengan bidang hukum dan profesi pengacara yang dilakoninya. Foto : Fajar/KAGAMA
Dr. Dea Tunggaesti, S.H., M.M., bersyukur belajar ilmu ekonomi terapan yang menunjang dan relevan dengan bidang hukum dan profesi pengacara yang dilakoninya. Foto : Fajar/KAGAMA

KAGAMA.CO, JAKARTA – Ilmu ekonomi yang dipelajarinya sangat menunjang dan relevan dengan profesi yang dilakoninya sebagai seorang pengacara.

Itulah kesan yang terpatri di benak Dr. Dea Tunggaesti, S.H., M.M. saat menempuh pendidikan S2 di Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Kampus Jakarta.

Begitu lulus sebagai Sarjana Hukum, Dea – begitu panggilan akrabnya – memutuskan melanjutkan pendidikan S2 di MM UGM Kampus Jakarta.

Berprofesi sebagai pengacara, dia merasa profesi yang ditekuninya banyak bersinggungan dengan dunia usaha sehingga ia merasa perlu membekali diri dengan ilmu ekonomi.

“Saya memilih MM UGM karena memang yang terbaik di Tanah Air.”

“Suasana belajar mengajarnya nyaman, komunikasi antara dosen dan mahasiswa juga akrab dan guyub,” tutur salah satu pendiri dan pemilik firma hukum Tungga Ramli & Partners ini kala ditemui KAGAMA di kantornya di Menara ANZ, Jakarta.

Dr. Dea Tunggaesti, S.H., M.M., bersyukur belajar ilmu ekonomi terapan yang menunjang dan relevan dengan bidang hukum dan profesi pengacara yang dilakoninya. Foto : Fajar/KAGAMA
Dr. Dea Tunggaesti, S.H., M.M., bersyukur belajar ilmu ekonomi terapan yang menunjang dan relevan dengan bidang hukum dan profesi pengacara yang dilakoninya. Foto : Fajar/KAGAMA

Menurut wanita cantik asal Solo ini, selama kuliah di MM UGM, dia dan rekan mahasiswa lainnya lebih banyak belajar studi kasus nyata dan sedikit teori.

“Ini membantu saya karena sudah akrab dengan laporan keuangan ketika menangani berbagai perusahaan.”

“Saya pun belajar soal marketing. Profesi yang saya geluti ini membutuhkan marketing.”

“Ilmunya pernah saya pelajari dan kini saya aplikasikan juga,” ujar Dea yang juga menjadi Dosen S2 di salah satu universitas swasta terkemuka di Jakarta ini.

Tidak hanya menimba ilmu ekonomi terapan, dia pun merasakan suasana keakraban dalam proses belajar dan mengajar di kampus MM UGM Jakarta.

“Walau tegas, dosen juga akrab dengan mahasiwa sehingga suasana belajar tidak kaku.”

“Hubungan antaralumni juga tetap terjalin erat sehingga jaringan kerjanya solid,” pungkas Dea. (Jos)