Berikut 18 Karya Inovasi Fakultas Teknik UGM untuk Era Industri 4.0

3388

6. Aplikasi Event Manager Berbasis Media Sosial

Ketidaktepatan waktu kerap mengurangi efektivitas sebuah pertemuan. Dr. Teguh Bharata Adji mengatakan bahwa Meeting Yuk merupakan solusi untuk permasalahan tersebut.

Meeting Yuk merupakan aplikasi yang dapat membuat pertemuan, topik, waktu, menambah aggota, dan chatting pertemuan dengan didukung fitur seperti penyimpan dan penambah file untuk menunjang penjadwalan pertemuan yang efektif. Meeting Yuk dikembangkan sebagai Mobile Apps dan Web Apps.

7. GMCard-based Class Attendance System Sistem Presensi Kuliah Elektronik Menggunakan Kartu Mahasiswa dan Autentikasi Sidik Jari

Produk penelitian Dr. Agus Bejo ini dilatarbelakangi oleh sistem presensi perkuliahan secara konvensional yang dinilai kurang efektif dan efisien.

Sistem presensi kuliah secara elektronik dengan menggunakan kartu mahasiswa dan biometric sidik jari dibuat sebagai solusi. Sistem ini dinilai sebagai sistem presensi yang lebih baik, mudah, cepat, akurat, otomatis, dan tidak mudah dimanipulasi.

8. Battery Management System (BMS):  Sistem Pemantau dan Pengondisi Baterai

BMS merupakan suatu alat, cara, dan metode yamg bisa mempertahankan usia baterai. BMS juga dapat membuat baterai berada dalam kondisi kerja.

Menurut Dr. Adha Imam Cahyadi selaku peneliti utama, dengan menerapkan BMS, penurunan kinerja baterai secara tidak wajar dapat dihindari dan baterai dapat bekerja optimal.

9. GAMA-EWS (Gadjah Mada Early Warning System): Alat Deteksi Dini Bencana Sedimen (longsor, banjir, aliran debris)

Teknologi sistem peringatan dini gerakan tanah dan aliran debris ini diciptakan dan dikembangkan oleh Prof. Teuku Faisal Fathani, Ph.D. dan Prof. Dwikora Karnawati, Ph.D.

Teknologi yang terkoneksi dengan sistem telemetri ini telah dipasang di 98 kabupaten dan kota di 28 provinsi Indonesia. Teknologi ini juga dipasang di Myanmar.

Sistem peringatan dini ini sudah terbukti mampu menyelematkan nyawa manusia di Banjarnegara (2007), Aceh Besar (2015), Donggala (2016), Lombok Barat (2016), Kerinci (2017), Gunungkidul (2017), dan lokasi-lokasi lain.

10. e-Bathymetry (Unmanned Surface Vessel for Bathmetry)

Kapal tanpa awak ini digunakan untuk mengukur kedalaman air dan memetakan dasar perairan seperti danau, sungai, waduk, dan cekungan air. e-Bathymetry memiliki keunggulan berupa sensor e-GNSS dengan sub-meter positioning (GPS Kinematic) dan portbble Echosounder yang mampu mengukur kedalaman sampai 50 meter.

E-Bathymetry juga memiliki kemampuan monitoring situasi dengan kamera panoramic 360. Menurut Dr. Catur Aries Rokhmana, e-Bathymetry dapat dioperasikan dengan mudah oleh operator lokal untuk mendukung pemetaan partisipatif.