Wisudawan Terbaik UGM, Leonardo: IPK 4.00 Bukan Segalanya 

6139

Melatih Mahasiswa UI

Pada semester kedua, Leonardo menjadi juara kedua Kompetisi Peradilan Semu Piala Dekan FH X. “Semester tiga, saya menjadi pelatih Speech Competition di UI. Anak bimbingan saya berhasil menjadi juara satu,” ungkapnya.

Pada semester empat, Leonardo ditunjuk menjadi pelatih tim  ALSA LC UGM untuk Piala Dekan XI. Tim bimbingannya ini berhasil menjadi juara umum.

Pria yang hobi travelling ini mengakui bahwa kesibukannya dalam bidang akademik, organisasi, dan kompetisi kadang menghadapi kendala. Ketika kegiatan ketiga bidang itu bertabrakan, Leonardo mengakalinya dengan membuat skala prioritas, mana yang lebih bermanfaat, lebih ‘langka’ atau jarang terjadi, dan mana yang lebih mendesak.

Dalam menghadapi perkuliahan, Leonardo mencoba selalu positif dan meyakini bahwa setiap mata kuliah akan berguna untuknya. “Sebenci apapun saya sama mata kuliahnya, saya mencoba tetap positif sebagaimana prinsip ‘love what you do’. Karena saya tidak bisa ‘love’ mata kuliahnya, saya mengambil positifnya saja,” ucap pria yang mengambil konsentrasi Hukum Pidana ini.

Leonardo yang berencana menjadi advokat mengatakan pengalamannya sebagai Director (Ketua) ALSA UGM merupakan yang paling berkesan selama kuliah. Ketika itu, Leonardo mengaku sangat sering ke luar kota untuk mengikuti acara ALSA.

“Dapat banyak teman, relasi, dapat banyak banget deh pokoknya. Termasuk dapat capeknya juga karena proker (program kerja) yang nggak habis-habis,” ucapnya.

Ketika ditanya soal IPK 4.00 yang didapatkannya, Leonardo mengatakan bahwa IPK sebagai wujud apresiasi terhadap pencapaian seseorang. Meskipun, menurut Leonardo, IPK tidak menjamin apapun, tetapi IPK harus dilihat sisi positifnya sebagai bentuk apresiasi kerja keras ketika kuliah, wujud usaha mencapai cita-cita, dan sebagai sarana membanggakan orang tua juga orang-orang di sekitarnya.

IPK, menurut Leonardo, memang bukan segalanya, tetapi IPK merupakan hasil dari segala yang telah diupayakan. “IPK itu sesuatu yang terlalu kecil untuk dibesar-besarkan, tetapi terlalu besar pula untuk dikecil-kecilkan,” pungkasnya.(Thovan)