Mahasiswa dan Kerja-kerja Paruh Waktu

1039

Ditambah fakta bahwa interaksi dengan banyak orang di perpustakaan memberinya lebih banyak kesempatan untuk berbincang. Jihad memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membicarakan tentang buku-buku tertentu.

Di sisi lain, Jihad berharap bahwa kedepannya perpusatakaan bisa diakses di malam hari. “Kalau bisa diakses lebih malam itu sangat memudahkan mahasiswa, untuk mengerjakan tugas misalnya,” ujar Jihad.

Senada dengan Jihad, Dinda mahasisa Sastra Indonesia juga memilih kerja paruh waktu pada bagian administrasi di Prodinya. Sebelumnya, ia melihat pengumuman di grup sosial media angkatan dan memutuskan untuk melamar pekerjaan tersebut.

Ketika disinggung mengenai alasasannya memilih bekerja, ia mengatakan guna menambah pengalaman dan uang saku. “Lumayan untuk menambah pengalaman, mengisi waktu luang, kebetulan saya sudah angkatan tua,” ungkap Dinda.

Kerja-kerja yang dilakukannya berkutat dengan administrasi di prodinya. Kerap kali Dosen juga meminta bantuannya untuk mengerjakan laporan.

“Suka sih kerja di sini. Bisa terbiasa menghadapi bermacam-macam orang, memaklumi kenapa mereka begini dan begitu dan tentu lebih paham manajemen Prodi,” tukas Dinda.

Ketika disinggung mengenai kekurangan bekerja di Prodi, ia menjawabnya dengan diiringi gelak tawa. “Mungkin gajinya bisa turun tepat waktu sih,” pungkas Dinda diiringi tawa.

Kerja Paruh waktu mungkin akan menjadi kenangan tersendiri bagi sebagian mahasiswa, dan mereka yang telah lulus kuliah. Di kemudian hari ketika memasuki dunia kerja yang sebenarnya, mereka akan terbantu dengan pengalaman saat bekerja paruh waktu.(Thovan)