Indonesia Raih Transaksi Langsung Sebesar USD 5,8 Juta dan Potensi Investasi USD 5 M di CAEXPO 2018

224

Sejak dua hari sebelum pembukaan CAEXPO 2018, Dubes Djauhari telah turun langsung meninjau berbagai persiapan di Paviliun Indonesia. Didampingi Atase Perdagangan KBRI Beijing, ia turut mengawal partisipasi Indonesia pada salah satu pameran dagang terbesar di Tiongkok itu.

“Saya yakin keberhasilan delegasi Indonesia pada CAEXPO 2018 ini akan menjadi motivasi bagi kita semua untuk dapat menyajikan partisipasi Indonesia yang lebih inovatif lagi di CAEXPO berikutnya,” lanjut Dubes Djauhari.

Duta Besar RI memberikan sambutan pada Pembukaan Paviliun Komoditi pada the 15th CAEXPO 2018 di Nanning. Hadir pada kesempatan itu Wakil Ketua Parlemen Provinsi Guangxi, Ms. Yang Jinghua; Dirjen PEN Kemdag RI, Ibu Arlinda; Konjen RI di Guangzhou, Bapak Gustanto dan Gubernur Sumatera Barat, Bapak Irwan Prayitno.(Foto: KBRI Beijing)
Duta Besar RI memberikan sambutan pada Pembukaan Paviliun Komoditi pada the 15th CAEXPO 2018 di Nanning. Hadir pada kesempatan itu Wakil Ketua Parlemen Provinsi Guangxi, Ms. Yang Jinghua; Dirjen PEN Kemdag RI, Ibu Arlinda; Konjen RI di Guangzhou, Bapak Gustanto dan Gubernur Sumatera Barat, Bapak Irwan Prayitno.(Foto: KBRI Beijing)

Produk Indonesia yang paling diminati dalam pameran tersebut adalah produk sabut kelapa yang dibawa oleh wakil dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara. Tingginya nilai transaksi yang diperoleh Indonesia didominasi oleh produk ini, yang digunakan antara lain sebagai bahan baku pembuatan jok mobil. Adapun produk Indonesia lainnya yang diminati para pengunjung antara lain furniture, food and beverages, fashion, home décor dan consumer goods.

Pada kesempatan pelaksanaan Trade Tourism and Investment Forum tanggal 13 September 2018 telah dilakukan pula penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara Pacific Construction Group (Tiongkok) dan PT Farmindo International Sentral Teknologi (Indonesia). Kerja sama ini mencakup bidang investasi Industrial Park di Belitung senilai USD 5 milyar.