Misalnya, pernah suatu ketika ada mahasiswanya yang mencoba menjelaskan sesuatu. Namun tak kunjung keluar penjelasan tersebut dari mulutnya. Pak Kayam lalu menyindir, “koe nek mikir aja kaya entut polisi, (kamu kalau mikir jangan kayak kentut polisi).”
Maksudnya, jadi di zaman itu celana polisi dimasukkan ke dalam sepatu larsnya. Sehingga kalau kentut, konon kentutnya gak bisa keluar ke mana-mana.
Pak Kayam juga sering membuat Sita dan suaminya uring-uringan saat membawa anaknya main ke rumah kakek-nenek. Pasalnya, Pak Kayam sering mentraktir cucunya es krim. Padahal itu jadi pantangan yang selalu diwanti-wanti Sita kepada anaknya. Pulang dari rumah Pak Kayam, biasanya cucunya akan pilek.
Kalau diminta tanggung jawab, Pak Kayam dengan santai menjawab, “tugas kami sebagai kakek-nenek ini memanjakan. Tugas kalian sebagai orang tua yang mendidik. Jadi kita tugasnya bukan mendidik lagi.”
