Songket Sriwijaya Bertengger di Puncak Elbrus

211

Menurut Faldi, sebelum mendaki puncak tertinggi Elbrus, mereka melakukan tiga kali aklimatisasi ke puncak gunung yang berbeda yaitu gunung Cheget (3.100 mdpl), Gunung Azau (3.700 mdpl) dan Gunung Pastukhov Rocks (4.500 mdpl). Jalur pendakian yang tidak mudah, berselimut salju abadi, suhu udara yang dingin hingga minus 11 derajat Celcius bahkan sempat mengalami mountain sickness tidak mematahkan semangat untuk mencapai puncak Elbrus.

Summit attack kami mulai lakukan pada Selasa (14/08/2018) sekitar pukul 03.00 dinihari dan mencapai puncak Elbrus pukul 09.00 pagi,” ujar Faldi sambil mengenang perjuangannya.

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang Pendaki Gunung Elbrus bersama Duta Besar M. Wahid Supriyadi dan Ibu Murgiyati Supriyadi saat Peringatan HUT RI ke-73 Di KBRI Moskow.(Foto: Dok. KBRI Moskow)
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang Pendaki Gunung Elbrus bersama Duta Besar M. Wahid Supriyadi dan Ibu Murgiyati Supriyadi saat Peringatan HUT RI ke-73 Di KBRI Moskow. Foto: KBRI Moskow

Sementara itu, Riza mengatakan dari awal pelaksanaan ekspedisi ini Mapala Alfedya telah bermimpi untuk mencapai atap Eropa melalui puncak Elbrus yang merupakan salah satu puncak gunung tertinggi di Eropa dan dunia. Tema ekspedisi adalah Songket Sriwijaya menyapa Eropa, yaitu Ekspedisi Pemakaian Songket Sriwijaya di puncak Elbrus. Ditambahkan bahwa pendakian ini juga dalam rangka mempromosikan Asian Games 2018 dan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-73 di Rusia.

“Kami tidak menyangka perjalan penggiat alam kami akan sampai sejauh ini. Dari Palembang sampai Moskow hanya bertiga dengan segala keasingan saat di Moskow. Kami berterima kasih banyak kepada Dubes Wahid dan KBRI Moskow atas dukungan yang diberikan,” kata Riza.