Gelombang tinggi ini tidak hanya merusak fasilitas umum, namun menimbulkan kerusakan vegetasi di sekitar garis pantai. Seperti yang terjadi di Pantai Goa Cemara, Pantai Baru, serta Pantai Trisik.
“Di pantai-pantai ini mengalami abrasi yang cukup intensif 3 hingga 4 meter kebelakang pantai sehingga vegetasinya mengalami kerusakan berat dan untuk merehabilitasinya membutuhkan biaya besar,” tuturnya.
Aris menyampaikan bahwa dampak yang terjadi pada beberapa pantai berbeda-beda sesuai dengan tipe pesisirnya. Pantai yang berhadapan langsung ke laut, berpasir landai dan lurus akan mengalami dampak empasan gelombang yang lebih besar. Berbeda dengan pantai bertebing, pantai ber-platform, pantai berteluk, pantai berlaguna, dan panti ber-mangrove yang bisa lebih meredam empasan gelombang tinggi.
Dengan karaketristik pantai yang langsung menghadap ke laut, Aris menyebutkan pantai-pantai di DIY akan selalu berpotensi menerima gelombang tinggi. Bahkan pada 2017 lalu gelombang tinggi sudah menerjang kawasan pesisir selatan DIY.