Kembangkan Bahan Baku Obat dalam Negeri, UGM-Kemenperin-Kimia Farma Jalin Kerja Sama

188

Khayam mengungkapkan bahwa industri farmasi Indonesia terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002 silam posisi industri farmasi Indonesia masih diluar 50 besar dunia, lalu naik pada 2011 masuk dalam 16 besar dunia. Selanjutnya pada 2030 mendatang ditargetkan bisa masuk dalam jajaran 10 besar dunia.

“Karenanya dibutuhkan inovasi dan ini otoritasnya lembaga penelitian di perguruan tinggi dan lembaga riset,” tuturnya.

Melalui kerja sama ini, Khayam berharap UGM dapat mengembangkan bahan baku obat khususnya parasetamol dalam skala laboratorium. Sementara itu Kimia Farma dapat memproduksi dalam skala massal.

“Harapannya UGM dan Kimia Farma bisa bersama-sama mewujudkan hasil karya industri farmasi dalam negeri berupa parasetamol,” ucapnya.

Mewujudkan Kemandirian Bahan Baku Obat

Direktur Utama PT. Kimia Farma Tbk, Honesti Basyir, yang diwakili oleh Direktur Pengembangan Bisnis Kimia Farma, Pujiyanto menyebutkan bahwa dengan munculnya instruksi pemerintah No. 6 tahun 2016 telah memicu munculnya industri farmasi yang dituntut untuk mewujudkan kemandirian bahan baku obat. Namun, untuk mencapai cita-cita tersebut, kata dia, perlu dukungan lintas sektor antara akademisi, industri, dan pemerintah.