Kagama Riau : Soliditas Internal, Kokohkan Bakti Alumni

566
Pengurus dan Anggota Kagama Riau usai halal bi halal dan diskusi
Pengurus dan Anggota Kagama Riau usai halal bi halal dan diskusi

Hamengkubuwono X, Sultannya Jogja

Di sana berdiri Kampus UGM tercinta

Mari kita berdiskusi di Sultan Resto dengan hati ceria

Membangun Kagama  Riau yang dicintai pengurus dan anggota

Demikian syair pembuka diskusi dan Halal bi Halal Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) Riau (KR), Minggu (8/7/2018) di Sultan Resto. Berangkat  dari aspirasi anggota KR yang mengharapkan KR  lebih berkontribusi dalam menyikapi persoalan daerah dan tentunya menjadi rumah silaturahim bagi seluruh anggotanya, maka tema yang diangkat adalah Soliditas Internal, Bangkitkan Bakti Alumni. Tema tersebut  menjadi ruh bagi kebangkitan KR.

Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Senior KR, Drh. Chaidir, alumnus Fakultas Kedokteran Hewan angkatan 1973, dalam sambutannya. Menurut Chaidir, KR harus lebih baik menjalin komunikasi, baik sesama pengurus, maupun pengurus dengan seluruh anggotanya.

Sebelumnya, Ir. Firdaus CESS, alumnus Fakultas Teknik angkatan 1979, selaku Ketua Harian KR, menyampaikan juga, bahwa KR mempunyai program andalan yang cukup besar. Bahkan, menjadi program yang diapresiasi oleh  Pengurus Pusat, yakni kegiatan  Konservasi Lahan di Hulu Sungai Kampar, meliputi penanaman pohon yang bernilai ekonomis, seperti pohon durian, klengkeng, mangga, duku, dan mangga.  Lokasi kegiatan secara administratif masuk ke Sumatera Barat, namun sangat dekat dengan Provinsi Riau. Kegiatan ini telah didukung oleh CSR PLN, yang memberikan dana Rp150 juta. Kegiatan ini sudah dipublikasikan juga di beberapa media dan dipresentasikan di depan pengurus pusat.

Dalam acara inti berupa diskusi interaktif, kegiatan ini dipresentasikan secara detail kembali oleh  Ranti, alumnus Fakultas Ekonomika dan Bisnis angkatan 1992 dan MS Budi, alumnus Fakultas Teknik, dengan menjelaskan latar belakang, niat baik, dan kondisi real di lapangan. Poin pentingnya adalah, bahwa kegiatan konservasi ini sangat penting dalam mendukung persoalan listrik di Bumi Lancang Kuning.

Menurut Ranti, persoalan hulunya adalah terdegradasinya hutan alam di Koto Lama, sebagai penyuplai air bagi PLTA Koto Panjang. Sehingga, kegiatan konservasi menjadi sangat strategis. Pengurus kagama membutuhlan dukungan seluruh anggota Kagama.