Kisah Dea, Putri Tukang Parkir yang Kuliah di UGM Tanpa Tes

911

Pekerjaan sebagai tukang parkir sudah dilakoni Turino selama 13 tahun terakhir. Penghasilan dari mengatur kendaraan yang parkir di pasar per bulan Rp1,5 juta. Jumlah tersebut memang sangat pas-pasan untuk menghidupi istri dan keempat anaknya.

Untuk menjaga agar asap dapur tetap mengepul dia pun mengambil pekerjaan sebagai tukang antar sayur-mayur dari pasar Kebayoran Lama ke sejumlah restoran di ibu kota sejak 6 tahun silam. Setiap harinya dengan mengantar ke dua tujuan yang berbeda dia mendapat upah Rp70 ribu.

Kegigihan Turino untuk menghidupi keluarganya patut diacungi jempol. Di kala tidak bertugas sebagai tukang parkir, dia pun menjadi driver ojek online.

“Biasanya saya tugas parkir di pasar selama 15 hari, jadi 1 hari on 1 hari off dapat jadwal jam 11 sampai 6 sore,” ungkapnya.

Menanggung beban berat menghidupi keluarga di tengah kerasnya kehidupan ibu kota rupanya menjadikan wajahnya cepat menua. Wajahnya terlihat lebih tua dari usia sebenarnya yang baru menginjak usia 47 tahun. Turino memang bekerja membanting tulang, namun bukanlah ingin mengumpulkan kekayaan. Dia ingin anaknya bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Pendidikan bagi anak-anak merupakan hal terpenting dalam hidupnya.