“Semoga Indonesia bisa terus semngat melakukan riset karena dengan riset bangsa bisa lebih cepat maju dan akan banyak menghasilkan berbagai produk nasional, termasuk bidang kesehatan,”tuturnya.
Sementara Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek Dikti Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa, M.Sc., pada kesempatan tersebut menyampaikan inovasi yang dihasilkan oleh peneliti Indoensia baik dari lembaga penelitian mapun swasta belum menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam tiga tahun terakhir. Dalam kurun waktu tersebut baru menghasilkan sebanyak 31 inovasi saja.
“Inovasi ini menjadi tantangan kita. Sekitar 58 persen market inovasi Indoensia dikuasai asing seperti Amerika, Jepang, dan China,” ungkapnya.
Kondisi ini telah menjadi persoalan yang umum dijumpai di negara berkembang, termasuk Indoensia. Mengalami lembah kematian teknologi karena banyak produk riset yang dihasilkan perguruan tinggi tidak sampai ke dunia usaha maupun tidak bisa diguankan oleh penggunanya.
“Ini terjadi karena memang secara tradisi di perguruan tinggi tidak didorong untuk hilirisasi dan komersialisasi. Dengan ,”jelasnya.