Mengembalikan Kejayaan Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH)

1983

Sayangnya, seiring berjalannya waktu, pengalihan pengelolaan dari Pemkab Sleman ke UGM belum mampu membuat Gedung Pusat Kebudayaan ini berjaya seperti dulu. “Dulu kalau ada seniman yang bisa pameran di tempat ini rasanya akan bangga. Bisa dibilang gedung ini dulunya merupakan ikon pusat kebudayaan di Jogja. Sayangnya sejak perubahan pengelolaan, perkembangan gedung ini belum optimal,” Ujar Hamada Adzani, alumni Sosiologi UGM 2011 sekaligus manajer PKKH.

Suasana salah satu sudut PKKH dalam sebuah acara tempo dulu. (Foto: Dok. PKKH)
Suasana salah satu sudut PKKH dalam sebuah acara tempo dulu. (Foto: Dok. PKKH)

Menyadari hal itu, UGM tidak tinggal diam. UGM lalu menunjuk para akademisi berlatar belakang ilmu humaniora dan memiliki minat di bidang kesenian seperti Prof. Dr. Ida Rochani dan Prof. Faruk Tripoli sebagai direktur PKKH dalam dua periode kepengurusan terakhir.