San Afri Awang: Memperjuangkan Hutan Rakyat, Melaksanakan Perintah Tuhan

3052

“Indonesia ini kan lebih kepada pemanfaatan kayuu hutannya, saya ubah itu dalam banyak tulisan saya. Kayunya harus oke, non-kayunya oke, jasa lingkungan oke, ekowisata oke, satwa oke. Nggak boleh kalau cuma kayu. Pohon itu penting, tanpa pohon bukan hutan namanya. Dengan begitu, hutan bisa digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, pemerataan, kebodohan, IPTEK, moral spiritualitas, dan keadilan tenurial,” paparnya.

Kecintaannya terhadap bidang perhutanan sosial ternyata tidak datang tiba-tiba. Masa kecilnya yang dihabiskan di Talang Padang, Lampung, membuatnya merasakan langsung manfaat hutan bagi manusia. “Dulu saya tinggal di desa. Alamnya masih baik. Air jernih, dan ada hutan yang bisa membantu memberikan pengairan memadai bagi sawah-sawah di sekitarnya”, kenangnya.

Dulu saya tinggal di desa. Alamnya masih baik. Air jernih, dan ada hutan yang bisa membantu memberikan pengairan memadai bagi sawah-sawah di sekitarnya. (Foto: Dok. Taufiq)
Dulu saya tinggal di desa. Alamnya masih baik. Air jernih, dan ada hutan yang bisa membantu memberikan pengairan memadai bagi sawah-sawah di sekitarnya. (Foto: Dok. Taufiq)

Memperjuangkan Hutan Rakyat, Melaksanakan Perintah Tuhan

Minat San Afri terhadap dunia perhutanan sosial semakin berumbuh semenjak ia bergabung dalam organisasi ekstra kampus di kala masih menyandanag status sebagai mahasiswa. “Saya ketua senat tahun 80-81. Saya dulu anak HMI. Dalam organisasi ekstra kampus, saya sering ikut pengabdian masyarakat. Dari situ saya sering melihat kondisi rakyat di desa-desa,” ujar alumnus Fakultas Kehutanan angkatan 1977 ini.