Beda Aktivis Zaman Now dan Old

675

MOHAMMAD Sobirin selaku Direktur Desantara ditemui kagama,co selepas mengisi diskusi di Digilib Cafe FISIPOL UGM, Kamis (1/3/2018). Desantara adalah organisasi nirlaba yang berfokus di isu lingkungan melalui strategi kebudayaan.

Sebagai orang yang terjun langsung di ranah aktivisme, Sobirin, panggilannya, menceritakan apa beda aktivis “zaman now dan zaman old”. Sobirin menjalaskan perbedaan itu dari sisi penggunaan teknologi dan definisi.

Persoalan seperti kemiskinan, kelaparan, ketidakadilan struktural itu persoalan lama yang ada sampai sekarang. “Lantas apa yang membedakan aktivis zaman now dan zaman old menurutku adalah cara untuk menyelesaikannya dan posisi agensi atau orang terhadap proses penyelesaian masalah. Kalau dulu mungkin pengerahan massa dilakukan bersama advokasi yang menggunakan mekanisme face to face, sekarang proses itu cukup terbantu dengan penggunaan teknologi online. Menurut saya itu adalah hal kebaruannya,” jelas Sobirin.

Cara penggunaan media dan kemampuan per orang untuk mengorganisasi penggunaan media adalah soal penggunaan basis pengetahuan.

Ada dilema tersendiri jika online yang sudah disebut di atas menjadi cara efektif untuk pengerahan massa, tetapi online kurang efektif untuk dijadikan media yang mampu menekan pemerintah. Media menjadi satu hal yang penting, tetapi juga memiliki keterbatasan.

“Disebut penting karena penggunaan media hari ini bisa menjadi terobosan oleh hampir semua orang untuk mengekspresikan aspirasi politik mereka. Kekurangannya, ketika melihat penguasaan media terutama di Indonesia hari ini, media besar seperti tv, koran, radio hanya dikuasai oleh sekian belas korporasi. Padahal, ketika kita mendesakkan satu agenda publik, mau nggak mau kita harus menggunakan media media besar itu. Kalau kita menggunakan media online seringkali pejabat ngeyelan juga, kadang kalau ada satu aksi yang hanya diliput mdia online itu nggak banyak dapat perhatian. Pemerintah aware kalau berita itu di koran cetak, padahal bobot tekanannya antara media cetak dan online sebenarnya sama,” ucap Sobirin.