KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Merebaknya hoax (berita bohong) berimplikasi buruk pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang informasi hoax juga tidak mudah. Salah satu upaya efektif yang dapat dilakukan adalah melalui literasi media.
“Untuk menangkal politik hoax saya kira dengan literasi media. Tidak cukup hanya penyuluhan tapi harus melalui proses pendidikan (nonformal – red.),” ucap Pratama Dahlian Persadha (40) di hadapan tim penguji Program Doktor Kajian Budaya dan Media Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (23/1/2018) di Auditorium Lantai 5 Gedung Sekolah Pascasarjana UGM.
Pernyataan Pratama Persadha disampaikan sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan Dr. Sugeng Bayu Wahyono selaku Ko-Promotor yang menguji Pratama untuk meraih gelar Doktor dalam Program Studi Kajian Budaya dan Media Sekolah Pascasarjana UGM. Tim penguji terdiri dari Prof. Dr. Irwan Abdullah selaku Promotor, Prof. Dr. Heru Nugroho, Dr. Bambang Hudayana, M.A., Dr. Budiawan, Dr. Wening Udasmoro, DEA, Dr. Arie Sujito, M. Si, dan Dr Susi Handayani. Selaku pemimpin sidang ujian terbuka adalah Dekan Prof. Ir. Siti Malkhamah, M. Sc, Ph. D.
Pratama Persadha dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude dan menggenapi jumlah doktor alumni UGM – dikenal sebagai Mazhab Bulaksumur – yang ke-3.856. Ayah dua anak kelahiran Blora, 14 Oktober 1977 memertahankan disertasi berjudul “Resepsi Khalayak terhadap Kampanye Hitam dalam Media Massa Online pada Pemilihan Presiden 2014”.
Promotor Prof. Dr. Irwan Abdullah menyampaikan pesan kepada Pratama agar dapat menyampaikan visi misi UGM sebagai almamater dalam lingkungan kerja dan selaku pengamat cyber security. Menurut Irwan, derajat doktor yang telah diraih Pratama dengan predikat cumlaude sangat penting. Mengingat, di Indonesia hingga kini baru memiliki 31 ribu yang bergelar doktor atau dengan rasio 134 orang per satu juta penduduk. Jumlah tersebut masih kalah jauh dibandingkan negara lain. [RTS]