KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Generasi muda harus dilibatkan dalam proses politik. Komunikasi lintas generasi juga dibutuhkan dalam upaya menghidupkan politik massa. Sementara, dari generasi tua harus mampu mengambarkan kebaikan-kebaikan apa saja di masa lalu yang memberi pengaruh perjalanan bangsa.
Demikain disampaikan Sosiolog dan Dosen FISIPOL UGM Dr. Arie Sujito, M. Si dalam Diskusi Publik bertajuk ‘Mengembalikan Reformasi yang Kita Mau’ di UC UGM, Senin (15/1/2018). Arie Sujito juga berharap kepada generasi muda mampu menciptakan terobosan dalam sejarah untuk menghadapi tantangan 10-20 tahun di depan.
“Masa depan kekuasaan adalah milik pemuda generasi sekarang. Jika generasi muda dan tua mampu menyamakan satu tujuan demi keadilan sosial di zaman keterbukaan informasi internasional, maka sumbatan besar kemajuan bangsa ini bisa diatasi,” katanya.
“Gagalnya parpol melahirkan kader pemimpin karena tidak adanya kemauan politik elit partai untuk berubah. Ada jurang yang lebar antara generasi dahulu dengan zaman sekarang. Sehingga, pelibatan generasi muda dalam dunia politik harus dilakukan mulai sekarang,” imbuh Arie.
Diskusi publik yang dihelat Indemo itu juga menghadirkan narasumber tokoh Malari, dr. Hariman Siregar, Max Lane (Indonesianis dari Australia), Daniel Dakhidae (jurnalis senior), Bhima Yudhistira ekonom dari Indef), dan budayawan Emha Ainun Nadjib. Perhelatan diskusi publik sebagai rangkaian memeringati 44 tahun peristiwa Malapetaka 15 Januari 1974 yang dikenal dengan singkatan Malari. [RTS[