KONDISI fisik memiliki keterbatasan tidak menyurutkan niat dan semangat Ida Puji Astuti dalam menuntut ilmu. Perempuan asli Boyolali, Jawa Tengah ini menyelesaikan program studi Sarjana Jurusan Ilmu Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (MIPA UGM) pada 2004. Saat ini ia sudah menyelesaikan program studi Master Global Politics Ateneo de Manila University Filipina dan tinggal menunggu wisuda.
Ida Putri, demikian panggilan akrabnya, tentu memiliki kenangan pada almamaternya di Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta kurun 1998 hingga ia lulus pada 2004. Salah satu yang paling berkesan saat ia menempuh ujian pendadaran. Prof. Dr. Iip Izul Falah, saat itu sebagai Ketua Jurusan Ilmu Kimia Fakultas MIPA UGM, menyiapkan meja dengan posisi khusus untuk Ida Putri.
“Saya inget banget. Waktu itu ujian pendadaran. Pak Iip Izul Falah sampai angkat-angkat meja sendiri untuk ujian saya. Supaya saya bisa presentasi,” ucapnya kepada kagama.co saat rehat dari Workshop Penyusunan Matrix RAN SDGs bertajuk “Partisipasi DPO (Disabled People Organisation) dalam Penyusunan RAN SDGs di Indonesia”, Rabu (10/1/2018) di Hotel Indies Heritage, Yogyakarta.
Dikatakan lda Putri, dari pengalaman semasa kuliah di Kampus Biru, saat itu fasilitas di UGM belum cukup aksesibel. Meski demikian, dari aspek manusianya justru sudah aksesibel. Kala itu, karena tidak bisa berjalan kaki, setiap hendak kuliah di lantai dua, Ida dibantu kawan-kawannya.
“Kadang saya ditempatkan di kelas di lantai satu. Memang waktu itu belum aksesibel. Tapi, meski aksesibiltas bangunan belum aksesibel, aksesibilitas manusianya bagus,” terangnya.