Akademisi Mulai Incar “Creative Writing”

119

Selain memperhatikan tema dan judul, artikel harus diimbangi dengan fakta dan ulasan yang mendalam dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Kombinasi pengetahuan dan gaya kepenulisan tentu akan mempengaruhi lolos tidaknya sebuah artikel dari penilaian editor. Apa pun tema yang ingin disampaikan ke publik, usahakan untuk ditulis dalam bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat luas.

Antusiasme peserta dari kalangan akademisi mengikuti workshop creative writing Jurnal Paradigma Gathering 2017 [Foto Retno Septyorini/KAGAMA]
Antusiasme peserta dari kalangan akademisi mengikuti workshop creative writing Jurnal Paradigma Gathering 2017 [Foto Retno Septyorini/KAGAMA]
Terkait hal ini ada beberapa nilai plus yang didapat tatkala akademisi menulis publikasi. Dengan pengetahuan yang luas, akademisi dapat menjadi sumber ahli pada suatu bidang. Dengan demikian, selain memberi pengetahuan dan pemahaman yang benar pada masyarakat akan suatu fenomena yang tengah terjadi, publikasi yang dibuat oleh akademisi diharapkan dapat menjadi ajang memberantas berita bohong yang masih banyak lalu-lalang di berbagai kanal media sosial kita.

Untuk penulis baru, Dito menyarankan untuk melakukan screening berita terlebih dahulu pada media terkait. Hal ini penting untuk mengetahui gaya kepenulisan media hingga berbagai tema artikel yang lolos dari meja editor.

“Dua minggu adalah waktu yang pas untuk mengenali gaya kepenulisan sebuah media”, ungkap Dito.

Di akhir acara, panitia juga membagikan beberapa e-book gratis kepada para peserta. [Retno Septyorini]