Berdasarkan pengamatan Airlangga, di ASEAN mulai fokus membangun pendidikan dan pelatihan vokasi serta mengembangkan universitas sebagai sebuah pusat unggulan untuk menciptakan inovasi di sektor manufaktur. Hal ini diyakini akan mendorong peningkatan pada daya saing negara dan pertumbuhan perekonomian sehingga mampu membawa dampak kepada kesejahteraan masyarakat.
“Kami meyakini ASEAN pada dekade selanjutnya dapat menjadi wilayah yang memimpin menjadi future of production, dengan basis internet of everything sabagai infrastruktur utamanya,” ungkap Airlangga. Sehingga akan terjadi lompatan kuantum dalam perkembangan di kawasan ini.
Menperin optimistis target tersebut bisa terwujud karena ASEAN memiliki potensi yang kuat untuk mencapainya, dengan keunggulan besar yang didukung oleh pertumbuhan ekonomi regional yang stabil dan persentasenya lebih besar daripada pertumbuhan ekonomi dunia.
“ASEAN didukung oleh beberapa faktor enabler lainnya, seperti populasi penduduk usia muda, kelas menengah yang tumbuh, infrastruktur digital yang berkembang, transformasi industri kecil dan menengah ke arah digital, serta konektivitas antarmanusia,” tuturnya.