RI-Korsel Sepakati Kemitraan Strategis Khusus Pacu Industrialisasi

159

“Kerja sama tersebut dipandang cukup menguntungkan Indonesia khususnya dalam pengembangan teknologi dan industri. Maka kedua belah pihak sepakat untuk memperpanjang MoU kerja sama hingga saat ini,” ungkapnya. Bidang-bidang yang menjadi aktivitas kerja sama tersebut, antara lain metallurgy, textile, industrial equipment, manufacturing technology, advanced material, electronic, dan maritime.

Dengan dukungan dari Kemenperin, Harjanto mengatakan, Departemen Metalurgi dan Material – Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang bekerjasama dengan KITECH telah mendirikan Korea Indonesia Root Technology Center (KIRC) pada 14 April 2015. Keberadaan KIRC ini diharapkan dapat mendukung teknologi di bidang manufaktur logam, khususnya untuk teknologi dasar seperti casting, welding, heat treatment, metal forming, mold & dies making, dan lain-lain.

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan  Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto (kanan) bersama Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan Paik Un-gyu disaksikan Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Istana Bogor menandai komitmen bilateral [Foto ISTIMEWA]
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto (kanan) bersama Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan Paik Un-gyu disaksikan Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Istana Bogor menandai komitmen bilateral [Foto ISTIMEWA]
Realisasi Investasi

Sebelumya, Menperin menyampaikan, pihaknya terus mendorong realisasi investasi dari para pelaku industri Korea Selatan yang berkomitmen ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Misalnya, Lotte Chemical Titan yang akan berinvestasi sebesar USD3,5 miliar di Cilegon, Banten untuk memproduksi naphtha cracker dengan total kapasitas sebanyak dua juta ton per tahun.

Bahan baku kimia tersebut diperlukan untuk menghasilkan ethylene, propylene dan produk turunan lain. Rencananya, proyek ini akan membuka lapangan pekerjaan sebanyak 9.000 orang. Kementerian Perindustrian tengah memfokuskan industri petrokimia sebagai salah satu sektor yang diprioritaskan pembangunannya di dalam negeri karena berperan penting sebagai pemasok bahan baku bagi banyak manufaktur hilir seperti industri plastik, tekstil, cat, kosmetika hingga farmasi.

Kemarin, Menperin telah melakukan pertemuan dengan Chairman Lotte Group Dong Bin Shin beserta jajarannya. “Kami sepakat proyek ini dipercepat. Awalnya, konstruksi ditargetkan dimulai pada akhir tahun 2018. Ada beberapa hal teknis yang perlu didukung, seperti pembangunan pelabuhan, infrastruktur, dan pemberian fasilitas tax holiday,” tuturnya.

Airlangga juga mengemukakan, investasi manufaktur lain dari Korea Selatan yang menunjukkan kemajuan cukup baik, yakni Pohang Iron Steel Company (Posco) yang bekerja sama dengan PT Krakatau Steel Tbk untuk mengembangkan lini baru produk baja melalui anak usahanya, PT Krakatau Posco.

“Krakatau Posco akan bekerja sama dengan Nippon Steel untuk membangun pabrik penghasil cold rolling mill, karena end user-nya banyak dari Jepang seperti sektor otomotif. Target tahun 2019 sudah dimulai,” kata Airlangga. Perusahaan ini pun tengah mempercepat pembangunan proyek klaster 10 juta ton baja di Cilegon yang diperkirakan tercapai pada tahun 2025.