Peringati Hari Pahlawan, Pelajar Indonesia dan Rusia Seminar Kepahlawanan

238

Para pelajar kedua Negara, baik perorangan ataupun kelompok, silih berganti menyampaikan pandangannya mengenai arti kepahlawanan. Mereka juga menjelaskan kiprah para pahlawan, perintis kemerdekaan, dan pendiri bangsa yang telah rela berkorban untuk kemerdekaan dan pembangunan bangsanya.

Muhammad Noeriman Rasyid dan David Bernessa Sihombing, siswa kelas 2 SMP Sekolah Indonesia Moskow menyinggung perjuangan KH Hasyim Ashari yang menyerukan perjuangan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Selain itu, Noeri dan David juga mengatakan sikap patriotisme kepahlawanan bangsa tidak hanya dapat ditemukan dalam kehidupan nyata, tetapi juga dengan membaca buku nonfiksi dan fiksi, seperti novel tentang kepahlawanan.

“Buku fiksi tentang kepahlawanan juga memiliki peran penting dalam mengajarkan sikap mulia, seperti sikap pahlawan Indonesia. Ceritanya memberi kita nilai terpenting dalam membangun karakter, seperti nilai religius, kerja keras, kemandirian, cinta tanah air, dan tanggung  jawab,” kata Noeri dalam paparannya.

Pelajar-pelajar Rusia menyoroti perjuangan para patriotnya dalam Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan lainnya. Menurut mereka, tidak hanya kaum laki-laki yang berjuang, tetapi juga kaum perempuan. Ada juga yang menceritakan kiprah tokoh-tokoh pahlawan bangsanya yang tidak melulu terkait dengan perang, seperti Yuri Gagarin, manusia pertama yang terbang ke angkasa luar.

Seminar Pelajar Indonesia-Rusia tentang Kepahlawanan [Foto ISTIMEWA]
Seminar Pelajar Indonesia-Rusia tentang Kepahlawanan [Foto ISTIMEWA]
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi mengatakan sama seperti Indonesia, Rusia juga memiliki sejarah panjang  dalam memperjuangkan kemerdekaannya. Para pahlawan di Indonesia dengan peralatan yang sangat sederhana berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan melawan musuh yang jauh lebih canggih persenjataannya, seperti dalam peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Menurut Duta Besar Wahid, bangsa Rusia juga berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan musuh yang jauh lebih besar dan lebih canggih persenjataanya, seperti dalam pertempuran Borodino tahun 1812. “Para pahlawan kita telah berjuang untuk kemerdekaan bangsa. Perjuangan mereka harus dihargai dan diteladani oleh semua generasi penerus bangsa,” kata Duta Besar Wahid.

Selain seminar, Sekolah Indonesia Moskow dengan dukungan KBRI Moskow juga akan menyelenggarakan rangkaian kegiatan lainnya, yaitu pertandingan olahraga bulu tangkis Indonesia-Rusia bekerja sama dengan Asosiasi Pecinta Bulu Tangkis Rusia di Moskow tanggal 12 November 2017 dan pergelaran seni budaya Indonesia-Rusia tanggal 15 November 2017 bekerja sama dengan Sekolah No. 16 di Sergiyev Posad, sekitar 75 km arah timur laut dari Moskow.

Sumber :

Pensosbud KBRI Moskow