Deteksi Dini DB, Tim EDP UGM Tempatkan Perawat di Puskesmas

319

Coomunication and Engagement Team Leader EDP UGM Bekti Andari yang memandu konperensi pers menambahkan melalui EDP UGM, Indonesia melakukan penelitian untuk pencegahan DBD dengan metode pengembangbiakan dan penyebaran nyamuk aedes aegypti berwolbachea di sejumlah wilayah Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul. Empat negara yang melakukan penelitian serupa, yakni Australia, Brazil, Kolombia, dan Vietnam, menyusul kemudian India, Srilanka, Fiji, Kiribati, dan Vanuatu, yang termasuk endemik DB.

“Indonesia termasuk advanced yang termaju sehingga diikuti negara-negara lain di dunia. Penelitian dilakukan sejak 2015 dengan pemantauan populasi nyamuk. Kemudian, pada 2016 pelepasan nyamuk melalui penyebaran ember berisi telur nyamuk berwolbachea sebanyak 430-an ember,” ujar Bekti.

Kepala Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta drg. Yudiria Amelia juga mengungkap kasus DB mengalami penurunan secara signifikan. Namun, ia mengimbau masyarakat jangan terlena, terhitung mulai Oktober, setelah tim peneliti EDP audiensi dengan Walikota dan mengambil ember di Balaikota, pihaknya memperoleh informasi dari entomolog Warsito Tantowijoyo, Ph. D. dari EDP mengenai populasi nyamuk. Selain itu, juga mulai akhir Oktober dan awal November, hujan mulai turun.

“Kami menurunkan Surat Edaran Pengendalian Vektor DB dari Kepala Dinas kepada staf Puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan. PSN tetap dijalankan sesuai yang diimbau perangkat mulai kecamatan, kelurahan, dan Pusksesmas. Jangan lupa aktivitas fisik, cek kesehatan, makan buah dan sayur,” ucapnya.

Dikatakannya, jajarannya melakukan sapaan kepada masyarakat untuk mengingatkan 4 M Plus, menguras, menutup, mengubur, memanjat tandon air dibersihkan. Kegiatan tersebut ditingkatkan kembali karena setelah musim kemarau panjang harus dibersihkan lagi, kerja bakti massal digiatkan di tiap-tiap RW untuk membersihkan lingkungan. [rts]