Kelebihan lain VCM yakni gangguan rendah terhadap pekerjaan lainnya, bahkan dapat melakukan overlap dengan pekerjaan lain sehingga jadwal konstruksi secara keseluruhan dapat dipersingkat.
Teknologi ini juga ramah lingkungan, karena perbaikan tanah lunak bersifat mekanis, tanpa penggunaan bahan-bahan kimia. Konsolidasi/penurunan tanah juga bersifat isotropik sehingga risiko ketidakstabilan lereng dapat dieliminir.
Menteri Basuki memerintahkan agar proses vacuum tersebut dapat segera dimulai pada 15 November 2017 sehingga bisa dilakukan bersamaan dengan penimbunan badan jalan untuk mempercepat penyelesaian pembangunannya. Ditargetkan Tol Pemalang-Batang dengan nilai investasi sekitar Rp 6 triliun tersebut dapat rampung dan beroperasi pada akhir tahun 2018.
Tol Pemalang-Batang dikerjakan oleh konsorsium PT Waskita Karya dan PT. Sumber Mitra Jaya. “Saya kira ini komposisi yang bagus, antara BUMN dan swasta. Untuk mendorong swasta menjadi besar. Tetapi swasta juga harus membuktikan performanya,” ujar Menteri Basuki.
Turut mendampingi Menteri Basuki dalam kunjungan tersebut Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Direktur Jalan Bebas Hambatan, Perkotaan, dan Fasilitasi Jalan Daerah, Ditjen Bina Marga Subagiono, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Hery Trisaputra Zuna, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) VIII Herry Marjuki,dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juwana Ruhban Ruzziyatno dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.
Sumber :
Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR