Perupa Indonesia Tampilkan Karya Mereka di Festival Seni Internasional Europalia

210

Secara teknik, mereka juga sudah mumpuni jika disandingkan dengan para perupa Eropa.

“Artinya, para penikmat seni yang datang ke pameran ini akan disuguhkan betapa majunya perkembangan seni rupa Indonesia, sehingga pameran ini dapat menjadi ajang diplomasi budaya melalui karya-karya yang ditampilkan,” ungkap Nadjamuddin.

Para pengunjung Festival Seni Europalia antusias menikmati karya seni perupa Indonesia. Mahendra/Kemendikbud
Para pengunjung Festival Seni Europalia antusias menikmati karya seni perupa Indonesia. Mahendra/Kemendikbud

Lebih jauh Nadjamuddin menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia dalam hal ini berupaya maksimal untuk dapat memfasilitasi para perupa dan pekerja seni Indonesia untuk tampil di panggung internasional.

Harapannya, dengan proses ini terjadi saling pengertian baik antara negara penyelenggara (Belgia dan Indonesia), para seniman, kurator, galeri seni dan pihak terkait lainnya.

Kedepannya diharapkan seniman Indonesia bisa mendapatkan kesempatan lebih banyak lagi dalam ajang yang bergengsi di tingkat dunia, dan tentu saja agar pemerintah Indonesia bisa lebih siap untuk memfasilitasi seniman-seniman terbaik dari seluruh penjuru negeri.

Salah satu mata acara penting dalam rangkaian pameran Power and Other Things ini adalah simposium internasional bertajuk “Lupa Lupa Ingat: Imperial Zombies, Modern Vampires and Contemporart Ghosts” yang akan diselenggarakan di Royal Museum for Central Africa, Brussels, pada 19 Oktober 2017.

Simposium akan membahas sejarah konflik di Indonesia dan bagaimana kaitannya dengan sejarah pasca kolonialisme. Simposium akan menggali lebih dalam pemahaman mengenai seni modern dan kontemporer di Indonesia dan internasionalisasinya.

 

Sumber : Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia Den Haag